Heboh! Polisi Peru Bekuk 5 Anggota Geng Venezuela Pelaku Pembunuhan Staf KBRI Lima!

Kepolisian Nasional Peru berhasil membongkar sindikat bekingan di balik pembunuhan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima. Operasi intelijen yang dilakukan pada Selasa, 9 September 2025, membuahkan penangkapan lima tersangka asal Venezuela yang tergabung dalam geng “Los Maleantes del Cono”. Penangkapan ini sekaligus menguak detail senjata dan bahan peledak yang digunakan dalam serangan mematikan tersebut.

Latar Belakang Kasus Pembunuhan Zetro Leonardo Purba

Zetro Leonardo Purba, 40 tahun, adalah staf administrasi di KBRI Lima. Pada awal bulan ini, Zetro ditembak di kawasan San Martín de Porres saat hendak meninggalkan kantor kedutaan. Kejadian ini mengguncang komunitas diplomatik dan mendorong upaya bersama antara pihak Indonesia dan Peru untuk mengusut tuntas motif serta pelaku kejahatan tersebut.

Kemlu RI secara resmi mengonfirmasi bahwa jenazah Zetro akan segera dipulangkan ke Indonesia, sementara otoritas Peru berjanji menindaklanjuti semua jejak kejahatan secara profesional. Keseriusan pemerintah Peru terlihat dari dibentuknya tim khusus yang melibatkan kepolisian regional dan pasukan intelijen.

Metode Penangkapan dan Lokasi Operasi

Berdasarkan keterangan resmi Kepolisian Peru, penangkapan dilakukan menyusul penyelidikan mendalam dan pengintaian selama beberapa hari. Polisi mendapatkan titik terang saat mengidentifikasi pergerakan kelompok Los Maleantes del Cono yang biasa beroperasi di distrik San Martín de Porres.

  • Operasi intelijen dilancarkan pada Selasa, 9 September 2025, dini hari.
  • Tim gabungan melakukan sweeping di beberapa alamat yang diduga tempat persembunyian tersangka.
  • Lima pria asal Venezuela ditangkap tanpa perlawanan berarti.

Salah satu tersangka yang ditangkap merupakan pemilik sepeda motor yang digunakan saat melakukan penembakan terhadap Zetro. Penyitaan motor ini menjadi kunci awal mengaitkan senjata dengan pelaku.

Barang Bukti yang Disita Polisi

Dalam penggerebekan tersebut, kepolisian berhasil menyita berbagai barang bukti yang diduga kuat digunakan dalam pembunuhan diplomat Indonesia:

  • Sebuah pistol lengkap beserta peluru, yang identik dengan bekas luka tembakan di tubuh korban.
  • Lima bahan peledak dan sekring sepanjang 15 meter, menandakan rencana serangan terencana dan skala lebih besar.
  • Sepuluh unit ponsel yang diduga untuk berkoordinasi; penyelidikan forensic akan melacak panggilan dan pesan elektronik.
  • Beberapa paket narkoba, yang menegaskan keterlibatan geng ini dalam perdagangan gelap.
  • Sebuah sepeda motor, kemungkinan sarana transportasi pelaku saat eksekusi kejahatan.

Analisis balistik awal dari laboratorium forensik menyimpulkan bahwa peluru di lokasi kejadian sama dengan yang ada di magasin senjata yang disita. Temuan ini semakin menguatkan keterkaitan langsung antara tersangka dan pembunuhan Zetro.

Identitas dan Motif Geng “Los Maleantes del Cono”

Kelima tersangka berstatus warga sipil asal Venezuela. Mereka tergabung dalam geng kriminal “Los Maleantes del Cono”, yang selama ini dikenal melakukan perampokan, pemerasan, dan peredaran narkoba di beberapa distrik ibu kota.

Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan diplomat Indonesia. Dugaan sementara berkaitan dengan penolakan Zetro terhadap permintaan suap atau tekanan geng untuk memfasilitasi aktivitas ilegal di sekitar gedung kedutaan.

  • Geng ini diduga kuat membiayai operasi lewat hasil penjualan narkoba.
  • Rangkaian kekerasan dan ancaman telah lama meresahkan warga San Martín de Porres.
  • Pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan saksi untuk mengungkap siapa otak intelektual di balik rencana pembunuhan.

Tanggapan Pemerintah dan Langkah Lanjutan

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyambut baik penangkapan tersebut. Menlu Sugiono menegaskan akan terus memantau proses hukum agar para pelaku diadili sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Peru. Ia juga mengapresiasi kerjasama erat antara otoritas kedua negara.

Sementara itu, Kepolisian Nasional Peru berencana:

  • Melanjutkan interogasi untuk mengungkap jaringan kriminal yang lebih luas.
  • Mengevaluasi prosedur pengamanan di lingkungan kedutaan asing agar kejadian serupa tak terulang.
  • Memperkuat patroli dan kehadiran polisi di distrik rawan kejahatan.

Implikasi Keamanan Diplomatik

Pembunuhan staf KBRI Lima menjadi peringatan serius bagi seluruh misi diplomatik di Peru dan Amerika Selatan. Duta Besar RI untuk Peru telah berkoordinasi dengan PBB dan Interpol untuk meningkatkan standar keamanan, termasuk:

  • Pemasangan CCTV di akses utama dan belakang gedung kedutaan.
  • Penambahan personel pengamanan bersenjata dari pihak lokal.
  • Penerapan sistem ID card elektronik bagi setiap staf dan tamu yang masuk.

Upaya ini diharapkan mampu memberi perlindungan maksimal kepada diplomat dan mencegah potensi ancaman di masa depan.