Geger! 1.000 Pohon Ditanam Sekali Jalan, Lahan Kritis Becok Seketika Berubah Hijau!

Peringatan Hari Pahlawan di Kabupaten Tuban kali ini diramaikan dengan aksi penanaman 1.000 pohon di lahan kritis Dusun Becok, Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak. Ratusan warga, pelajar dari berbagai jenjang, serta elemen masyarakat bergotong royong menanam bibit pohon pada Minggu, 9 November 2025. Kegiatan ini bukan sekadar simbolik, melainkan upaya strategis menyelamatkan ekosistem dan menanamkan kecintaan generasi muda terhadap lingkungan.

Lokasi dan Lahan Kritis Becok

Dusun Becok dikenal memiliki lahan yang mengalami degradasi parah akibat erosi dan penebangan pohon tanpa pengelolaan berkelanjutan. Tanahnya gersang, kandungan hara menipis, dan risiko longsor meningkat saat musim hujan. Dengan menanam 1.000 pohon di area seluas lebih dari satu hektar, para relawan berharap memperbaiki struktur tanah, menambah tutupan hijau, serta mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut.

Kolaborasi Lintas Elemen

Kegiatan penghijauan ini terlaksana atas kerja sama antara:

  • Yayasan Nurul Huda Becok – menginisiasi program edukasi dan pendanaan bibit.
  • Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Lestari – menyediakan bibit unggul dan memandu teknik tanam yang benar.
  • Hippam Torto Moro – bertugas menjaga pasokan air untuk penyiraman bibit.
  • Ratusan Pelajar – siswa KB, TK, MI, hingga SMP Nurul Huda, yang ikut menanam dan menandai lokasi.

Sinergi ini menunjukkan bahwa upaya konservasi memerlukan partisipasi semua pihak, termasuk generasi muda yang kelak akan mewarisi lingkungan tersebut.

Pola Tanam dan Jenis Pohon

Tim KTH Wono Lestari merekomendasikan pola tanam dengan jarak 2,5 x 2,5 meter agar setiap pohon memiliki ruang tumbuh optimal. Sebanyak 1.000 bibit terdiri dari:

  • 400 bibit jati (Tectona grandis) – tahan kekeringan dan bernilai ekonomi tinggi.
  • 300 bibit mahoni (Swietenia mahagoni) – cepat tumbuh dan cocok untuk rehabilitasi lahan.
  • 200 bibit sengon (Albizia chinensis) – membantu memperbaiki kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen.
  • 100 bibit trembesi (Samanea saman) – memberikan naungan cepat dan menahan erosi.

Setiap bibit dilengkapi penandaan nomor dan lokasi, memudahkan monitoring pertumbuhan dalam beberapa bulan ke depan.

Peran Edukasi bagi Pelajar

Menurut Ketua Yayasan Nurul Huda Becok, Mohammad Thohiron, kegiatan ini memiliki dua misi utama:

  • Konservasi Alam – memulihkan fungsi ekologis lahan kritis.
  • Edukasi Lingkungan – mengenalkan anak-anak sejak dini pada pentingnya menanam dan merawat pohon.

“Dengan merasakan langsung menanam pohon, para siswa akan memahami nilai penting menjaga hutan dan lingkungan. Ini pembelajaran luar kelas yang tak tergantikan,” ujarnya.

Dukungan Pemerintah Daerah

Syamsu Nastain, mewakili Cabang Dinas Kehutanan Bojonegoro, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Ia menekankan bahwa upaya penyelamatan lingkungan harus melibatkan semua lapisan masyarakat:

  • Keterlibatan Pelajar – mencetak generasi peka lingkungan.
  • Partisipasi Masyarakat – menjaga kelangsungan program penghijauan.
  • Dukungan Teknis – pendampingan dari dinas kehutanan untuk pemilihan bibit dan pengawasan kualitas penanaman.

“Kesuksesan program ini menunjukkan jika pemerintah, akademisi, pelajar, dan masyarakat bersatu, hasilnya akan lebih maksimal,” tegas Syamsu.

Manfaat Ekologis dan Sosial

Penanaman pohon di lahan kritis memberikan manfaat ganda:

  • Mencegah Erosi – akar pohon mengikat tanah, mengurangi risiko longsor.
  • Meningkatkan Kualitas Tanah – pohon legum seperti sengon memperbaiki kesuburan melalui fiksasi nitrogen.
  • Penyerapan Karbon – pohon menyerap CO₂, berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
  • Pembelajaran Sosial – membangun nilai gotong royong dan tanggung jawab kolektif.

Secara jangka panjang, tutupan hijau yang makin luas juga dapat mendukung potensi ekowisata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal melalui agroforestry.

Pendalaman Spirit Hari Pahlawan

Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November, sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang yang telah rela berkorban demi kemerdekaan. Kepala SMP Nurul Huda, KH. Su’udil Azkah, menyoroti makna historis tersebut:

  • Penanaman pohon sebagai wujud melanjutkan semangat pengorbanan pahlawan untuk masa depan bumi.
  • Edukasi lapangan menguatkan nilai cinta tanah air dan tanggung jawab generasi muda.
  • Kegiatan gotong royong mengokohkan ikatan sosial di antara warga dan pelajar.

“Semoga menanam pohon di lahan kritis ini menjadi ibadah dan investasi lingkungan bagi kita semua,” tambah Su’udil.

Tindak Lanjut dan Monitoring

Pasca penanaman, tim konservasi akan melakukan monitoring berkala setiap tiga bulan untuk mengevaluasi pertumbuhan bibit. Langkah-langkah selanjutnya meliputi:

  • Penyiraman rutin dan penyiangan gulma.
  • Pemasangan pelindung batang pada bibit rawan kerusakan hewan.
  • Pendidikan lanjutan bagi pelajar tentang perawatan pohon.

Dengan rencana jangka panjang ini, diharapkan lahan kritis di Becok berubah menjadi hutan belia yang lestari.