Komunikasi Intensif antara Pemprov DKI dan Kemenhub
Pemprov DKI Jakarta terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mempercepat operasional Stasiun KRL di Jakarta International Stadium (JIS). Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, mengungkapkan bahwa dirinya sudah berkomunikasi langsung dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Dirjen Perkeretaapian Allan Tandiono. Tujuannya jelas: memastikan KRL Commuter Line dapat benar-benar melayani pemberhentian di area JIS dalam waktu dekat.
Dalam pertemuan sebelumnya, kedua pihak membahas kesiapan infrastruktur jalur rel, sinyal elektrik, serta perizinan operasi. Hasil diskusi ini menjadi landasan penting bagi Direktorat Jenderal Perkeretaapian untuk melakukan uji coba jalur dan penyesuaian jadwal. Jika semua berjalan sesuai rencana, masyarakat pengguna KRL tak perlu lagi repot berpindah moda transportasi untuk menuju stadion multifungsi tersebut.
Target Operasional Stasiun KRL JIS
Pramono menegaskan harapannya agar dalam waktu dekat KRL “betul-betul berhenti di bawahnya JIS”. Artinya, stasiun baru ini akan terintegrasi langsung dengan kompleks stadion, memudahkan penumpang turun tepat di pintu masuk utama arena. Dengan integrasi ini, rencana layanan Commuter Line pada rute-rute utama—seperti Bogor–Jakarta Kota, Bekasi–Tanjung Priok, maupun Rangkasbitung–Tanah Abang—bisa menambah satu titik pemberhentian baru.
“Saya berharap simpul transportasi ini bukan sekadar tambahan stasiun, melainkan akan benar-benar menghubungkan berbagai ruas yang ada,” ungkap Gubernur. Jika kereta berhenti, otomatis akses masyarakat akan lebih cepat, praktis, dan mengurangi kemacetan di ruas jalan menuju JIS.
Manfaat Strategis untuk Aksesibilitas
Pemberhentian KRL di JIS membawa beberapa manfaat strategis:
- Menurunkan volume kendaraan pribadi yang masuk ke area Ancol dan sekitarnya.
- Mempercepat waktu tempuh pengunjung konser, pertandingan sepak bola, dan event besar lain di JIS.
- Meningkatkan jumlah penonton yang tiba tepat waktu, sehingga manajemen acara bisa lebih efisien.
- Menunjang Ciputra Tourism Corridor di kawasan utara Jakarta dengan transportasi massal yang handal.
Dengan demikian, pemerintah provinsi dan pusat dapat memaksimalkan potensi JIS sebagai ikon baru kota, sekaligus meminimalkan dampak kemacetan dan polusi udara di sekitarnya.
Proyek Infrastruktur Penunjang
Selain stasiun KRL, Pemprov DKI telah menyiapkan beberapa inisiatif infrastruktur tambahan untuk memaksimalkan konektivitas:
- Pembangunan jembatan penyeberangan sepanjang 350 meter antara JIS dan kawasan Ancol, mempermudah pejalan kaki dan membantu aliran pengunjung.
- Revitalisasi jalan akses utama menuju pintu parkir JIS dengan pelebaran badan jalan dan peningkatan drainase.
- Peningkatan fasilitas halte bus Transjakarta yang terintegrasi langsung ke plasa stadion.
- Penerapan sistem park and ride di beberapa titik di seberang pantai Ancol untuk mengalihkan kendaraan pribadi ke moda massal.
Pramono meyakini infrastruktur ini akan melengkapi fungsi stasiun KRL dan mendorong konsep “transport funnel” di kawasan utara Jakarta, di mana seluruh pengunjung difokuskan menuju moda massal sebelum memasuki area stadion.
Pengalaman Lapangan: Pengantrian Dua Jam Keluar dari JIS
Gubernur Pramono menegaskan bahwa inefisiensi akses keluar dari JIS harus segera diatasi. Ia mencontohkan pengalaman menonton konser Dewa 19, di mana dirinya dan ribuan pengunjung lain harus menunggu hampir dua jam untuk keluar dari area parkir dan jalan akses. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya penyederhanaan rute keluar-masuk untuk event-event besar.
“Itu tidak boleh terjadi lagi,” tegas Pramono. Menurutnya, semangat legacy JIS sebagai stadion ramah transportasi massal harus diwujudkan dengan pelayanan publik yang prima: ketepatan jadwal kereta, kenyamanan fasilitas, serta informasi penumpang yang terintegrasi melalui aplikasi smart city.
Tahapan Uji Coba dan Implementasi
Untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan, Dirjen Perkeretaapian dan PT KAI Commuter telah merencanakan beberapa tahapan:
- Simulasi operasional tanpa penumpang (empty run) untuk menguji kelayakan sinyal, trek, dan platform stasiun.
- Pelatihan petugas stasiun baru dalam manajemen arus penumpang saat jam puncak event.
- Synchronisasi jadwal kereta Parent Y dan Z agar tidak tumpang tindih dengan rute eksisting.
- Sosialisasi kepada masyarakat melalui media sosial, KRL Info App, dan papan informasi di setiap stasiun.
Bila seluruh rangkaian uji coba lancar dan mendapat izin layak operasi, layanan penumpang KRL di JIS dapat diresmikan sebelum akhir tahun. Warga Jakarta dan sekitarnya tinggal menunggu tanggal pastinya untuk merasakan kemudahan baru ini.
Harapan untuk Event Selanjutnya
Dengan stasiun KRL di bawah JIS, harapan Pemprov DKI adalah:
- Event-event internasional dapat diselenggarakan tanpa kendala transportasi.
- Kapasitas penonton JIS dapat terisi penuh dengan kecepatan keluar-masuk yang terjaga.
- Pembangunan infrastruktur bersinergi meningkatkan nilai investasi kawasan Ancol–Tanjung Priok.
Transformasi JIS dari stadion rumput biasa menjadi pusat transportasi massal ini diharapkan menjadi model bagi pengembangan venue-venue lain di Indonesia, di mana moda massal menjadi tulang punggung mobilitas pendukung acara besar.
