Alex Rins mengaku mendapatkan lompatan performa setelah mencoba prototipe Yamaha bermesin V4. Dari pengalaman singkat di sirkuit Barcelona dan Misano, Rins mengatakan sensasi berkendara yang berbeda pada V4 justru membawanya lebih cepat saat kembali mengendarai Yamaha M1 bermesin inline‑4. Pengakuan ini jadi sinyal penting bagi perkembangan proyek Yamaha menuju MotoGP 2026, ketika regulasi mengizinkan transisi arsitektur mesin.
Perubahan gaya berkendara setelah menjajal V4
Sebelum mencicipi V4, performa Rins bersama M1 musim ini relatif terbatas: hanya satu kali terbaik finis posisi ke‑10 dalam 15 seri sebelumnya. Namun setelah tes V4, ada tanda‑tanda pergeseran. Menurut Rins, sensasi awal mengendarai V4 membuatnya menyesuaikan gaya dan pendekatan dalam membalap — perubahan yang kemudian ia bawa kembali saat menunggang M1. Hasilnya? Konsistensi meningkat, lap time turun, dan kesalahan berkurang.
Data hasil balap dan tanda‑tanda perbaikan
Perbaikan performa Rins terlihat pada beberapa balapan setelah tes: ia mampu menutup pekan Mandalika dengan posisi ke‑10, lalu pada putaran lain ia lolos kualifikasi di posisi ke‑4, dan di Australia meraih hasil terbaik musim ini dengan finis ke‑7. Pencapaian ini memperlihatkan pengaruh positif dari adaptasi teknik berkendara yang terinspirasi oleh karakter mesin berbeda.
Apa yang membuat V4 ‘berbeda’ menurut Rins?
Beberapa poin teknis yang diungkap Rins menjadi alasan perubahan gaya berkendara:
Bagaimana Rins menerapkan pelajaran V4 ke M1
Rins menjelaskan ia tidak sekadar “meniru” cara membalap pada V4, melainkan mengadaptasi beberapa elemen teknis yang membuat putaran menjadi lebih cepat dan stabil. Praktik yang dibawa kembali antara lain:
Tes pascabalap dan fokus pemahaman karakter mesin
Pada sesi tes pascabalap di Valencia, Rins kembali mencicipi V4, namun dengan pendekatan berbeda — ia sengaja tidak memakai ban soft baru agar bisa fokus memahami karakter mesin tanpa gangguan performa ban. Pada hari pertama tes, ia tertinggal 1,347 detik dari pemimpin Raul Fernandez, namun tetap melanjutkan uji pribadi bersama pembalap‑pembalap lain seperti Fabio Quartararo, Jack Miller, dan Toprak Razgatlioglu yang juga akan beralih ke V4 pada 2026.
Implikasi bagi Yamaha dan MotoGP 2026
Yamaha sudah mengonfirmasi bahwa model bermesin V4 akan menjadi andalan mereka mulai 2026. Pengakuan pembalap seperti Rins penting karena menunjukkan betapa cepatnya adaptasi rider terhadap karakter mesin baru dapat berdampak pada performa di lintasan. Bagi tim, hal ini menegaskan perlunya program pengujian intensif dan dukungan teknis untuk membantu rider mengembangkan gaya berkendara yang optimal untuk V4.
Tantangan teknis dan adaptasi tim
Pergeseran arsitektur mesin membawa tantangan besar: sasis, distribusi massa, pengaturan elektronik, hingga strategi suspensi dan aerodinamika harus disesuaikan. Tim teknik perlu bekerja sama erat dengan rider untuk menemukan titik keseimbangan yang memungkinkan keuntungan performa tanpa kehilangan stabilitas. Rins sendiri menunjukkan bahwa crossover pengetahuan antar platform (dari V4 ke inline‑4) bisa memberi efek positif, asalkan ada proses pembelajaran sistematis.
Catatan untuk musim depan
Pengalaman Rins memberi dua pelajaran penting jelang 2026:
Bagi penggemar MotoGP dan pengamat teknis, pergeseran Yamaha ke V4 menjanjikan dinamika baru musim mendatang: bukan hanya soal mesin, tetapi bagaimana manusia (rider) dan mesin menemukan bahasa bersama untuk meraih performa terbaik.
