Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkomdigi) mengambil langkah antisipatif menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025–2026 dengan menyiagakan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Balmon SFR) di sejumlah titik strategis. Langkah ini bertujuan menjaga kualitas layanan telekomunikasi pada jalur perjalanan, kawasan wisata, pusat keramaian, dan wilayah terdampak bencana. Berikut penjelasan rinci mengenai tugas, cakupan, dan implikasi strategi pemantauan yang dijalankan Kemkomdigi.
Apa itu Balmon SFR dan mengapa disiagakan?
Balmon SFR adalah unit pemantau spektrum frekuensi radio yang berperan memonitor penggunaan frekuensi, mendeteksi gangguan layanan, dan memastikan kualitas layanan telekomunikasi. Menjelang Nataru, permintaan komunikasi meningkat signifikan — Kemkomdigi memperkirakan trafik naik hingga 30 persen — sehingga pemantauan aktif diperlukan untuk mengantisipasi penurunan kualitas layanan atau gangguan yang bisa mengganggu keselamatan publik dan koordinasi layanan darurat.
Periode dan titik pemantauan
Pemantauan Balmon SFR dilakukan sejak 19 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Selama periode ini, Kemkomdigi membentuk Satuan Tugas Posko Bersama dan menempatkan petugas di 255 titik pemantauan. Lokasi‑lokasi tersebut mencakup jalur arus balik, destinasi wisata populer, pusat keramaian perayaan Tahun Baru, serta area yang mengalami bencana atau potensi gangguan layanan, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kalimantan Selatan.
Tugas operasional Balmon selama Nataru
Koordinasi dengan operator dan mitigasi teknis
Kemkomdigi mendorong operator seluler untuk menyiapkan langkah mitigasi terhadap potensi gangguan, terutama yang disebabkan cuaca ekstrem atau lonjakan beban. Mitigasi yang diminta meliputi penyediaan pasokan energi cadangan (genset, baterai), pengaturan kapasitas jaringan, serta kesiapan tim teknis untuk penanganan gangguan lapangan. Selain itu, koordinasi antar Balmon dilakukan secara berkelanjutan guna memastikan respons terpadu ketika gangguan terjadi.
Fokus pada wilayah terdampak bencana
Sebagai bagian dari strategi perlindungan layanan publik, Balmon juga melakukan pemantauan intensif di wilayah yang sedang menghadapi bencana. Pengamatan ini penting agar warga di daerah terdampak tetap dapat mengakses layanan komunikasi dan memperoleh informasi darurat. Pemantauan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kalimantan Selatan menunjukkan perhatian Kemkomdigi terhadap risiko kegagalan komunikasi yang dapat memperburuk penanganan bencana.
Hasil pemantauan sebagai bahan evaluasi
Data hasil pemantauan selama Nataru akan dikumpulkan dan dianalisis untuk menjadi bahan evaluasi layanan telekomunikasi. Evaluasi ini penting untuk merencanakan peningkatan layanan pada libur besar berikutnya: apakah perlu penambahan kapasitas sementara, perbaikan infrastruktur, atau perubahan prosedur koordinasi antara kementerian dan operator.
Implikasi bagi masyarakat
Rekomendasi praktis bagi pengguna selama Nataru
Dengan kesiagaan Balmon SFR dan langkah koordinatif antara Kemkomdigi dan operator, diharapkan gangguan layanan telekomunikasi selama libur Nataru dapat diminimalkan. Pemantauan intensif dan kesiapan teknis menjadi kunci agar akses informasi, koordinasi darurat, dan komunikasi masyarakat tetap berjalan lancar di momen yang rawan lonjakan trafik ini.
