Kronologi Kejadian di Gunung Lawu
Pada Sabtu, 10 Mei 2025 pagi, rombongan pendaki berjumlah 23 orang memulai pendakian dari pos Cemoro Kandang menuju puncak Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Salah satu anggota rombongan, Ricky Gumilar (41), warga Bandung, Jawa Barat, tercatat sebagai karyawan BUMN dan sudah memiliki pengalaman mendaki beberapa gunung di Pulau Jawa.
Sekitar sore hari, sesaat setelah hujan reda, mereka tiba di Pos 3. Cuaca sudah mulai dingin dan jalur menjadi licin. Menurut keterangan Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno, Ricky mengeluhkan sesak napas sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.
- Pukul 16.00 WIB: Rombongan meninggalkan Pos Cemoro Kandang.
- Pukul 18.30 WIB: Tiba di Pos 3 dan beristirahat.
- Pukul 19.00 WIB: Ricky mengeluhkan kesulitan bernapas dan sempat pingsan.
- Pukul 19.15 WIB: Identifikasi medis di Pos 3 memastikan Ricky meninggal dunia.
Setelah kejadian, rekan pendaki segera menghubungi relawan dan melaporkan insiden tersebut ke BPBD Karanganyar.
Tantangan dalam Proses Evakuasi
Evakuasi jenazah Ricky Gumilar tidak berjalan mudah. Tim gabungan yang terdiri dari relawan, anggota Basarnas, dan petugas BPBD memulai upaya penjemputan pada Sabtu malam. Berikut kendala utama yang dihadapi:
- Lereng licin: Sisa hujan membuat jalur pendakian dari Pos 3 ke Pos 2 dan Pos 1 penuh lumpur dan bebatuan licin.
- Penerangan minim: Meskipun menggunakan headlamp, medan terjal dan gelap menambah kesulitan pergerakan tim.
- Peralatan terbatas: Bantuan tandu dan alat selebay seadanya harus bergantian dibawa oleh beberapa orang.
- Waktu tempuh panjang: Dari Pos 3 ke basecamp membutuhkan waktu lebih dari lima jam karena kondisi jalan.
Hendro Prayitno menyebutkan, tim memulai pendakian evakuasi pada pukul 20.00 WIB, namun baru kembali ke Pos 2 sekitar pukul 01.00 dini hari. Penurunan jenazah sepenuhnya baru selesai pada Minggu pagi, ketika cuaca membaik dan jarak pandang membaik.
Penanganan Medis dan Pemulangan Jenazah
Setibanya di basecamp pada Minggu, 11 Mei 2025 pagi, jenazah langsung dibawa ke Puskesmas Tawangmangu untuk prosedur administrasi dan visum awal. Selanjutnya, jenazah diantar ke RSUD Karanganyar untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penyiapan pemulangan.
- Puskesmas Tawangmangu: Proses identifikasi dan pemeriksaan awal.
- RSUD Karanganyar: Visum forensik dan persiapan sertifikat kematian.
- Pemulangan: Menunggu koordinasi dengan keluarga almarhum di Bandung.
Saat ini, BPBD Karanganyar masih menunggu konfirmasi jadwal pemulangan jenazah dari keluarga dan instansi terkait.
Profil Korban
Ricky Gumilar, 41 tahun, bekerja sebagai staf administrasi di sebuah BUMN di Bandung. Ia dikenal rajin mengikuti kegiatan alam dan aktif di komunitas pendaki di Jawa Barat. Menurut keterangan rekan pendakian, Ricky sempat membahas rute dan persiapan fisik sebelum keberangkatan, namun tidak ada keluhan kesehatan sebelumnya.
Pada ponsel yang ditinggalkan di basecamp ditemukan KTP dengan domisili Bandung, meski sempat beredar kabar salah satu anggota rombongan membawa KTP Tangerang sebagai penunjuk identitas cadangan.
Medan dan Risiko Pendakian Gunung Lawu
Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 meter dengan beberapa pos yang terjal dan berbatu. Medan pos 3 hingga pos 2 terkenal curam dan rentan erosi. Berikut faktor risiko pendaki di jalur tersebut:
- Suhu cepat turun saat hujan, meningkatkan risiko hipotermia.
- Tekanan udara lebih rendah di ketinggian, memperberat kerja pernapasan.
- Kontur tanah berbatu dan licin, meningkatkan potensi terjatuh.
- Jalur gelap di malam hari mempersulit navigasi dan evakuasi darurat.
Respons dan Koordinasi Pihak Berwenang
Koordinasi cepat antara relawan, Basarnas, dan BPBD Karanganyar menjadi kunci keberhasilan evakuasi meski penuh tantangan. Langkah-langkah yang dilakukan:
- Pelaporan insiden oleh pendaki ke call center BPBD 112.
- Penyiapan peralatan darurat: tandu, rope, lampu sorot, dan perbekalan logistik.
- Komunikasi lintas instansi: Basarnas, TNI-Polri, dan Dinas Kesehatan setempat.
- Pemetaan ulang jalur dan pembagian tugas tim berdasarkan keahlian masing-masing.
Hendro Prayitno menegaskan bahwa setiap evakuasi di medan ekstrem membutuhkan kolaborasi solid dan kesiapan peralatan yang memadai.
Rekomendasi Keselamatan bagi Pendaki
Bagi para pendaki, khususnya yang menantang rute Gunung Lawu, Warta Express menyarankan langkah-langkah preventif:
- Lakukan pemeriksaan kesehatan lengkap sebelum pendakian, terutama untuk kondisi jantung dan pernapasan.
- Bawa oksigen portabel dan obat-obatan pribadi jika memiliki riwayat asma atau tekanan darah tinggi.
- Gunakan sepatu gunung dengan tapak anti slip dan peralatan keselamatan standar (helm, sarung tangan, harness).
- Periksa prakiraan cuaca hingga menit terakhir, dan siapkan rencana darurat jika kondisi memburuk.
- Susun rencana evakuasi mandiri: bawa ponsel satelit atau radio HT untuk komunikasi saat sinyal ponsel hilang.
Upaya Mitigasi Risiko di Masa Mendatang
Pemerintah daerah dan pengelola jalur pendakian diharapkan dapat memperkuat mitigasi bencana melalui:
- Pemasangan shelter darurat di setiap pos untuk menampung pendaki saat cuaca ekstrem.
- Pembuatan papan informasi rute terbaru dan tanda bahaya khusus di jalur rawan longsor.
- Peningkatan latihan simulasi SAR bersama relawan setempat.
- Penerapan sistem pendaftaran pendaki online untuk mempermudah pelacakan jumlah dan identitas.