BANDUNG – wartaexpress.com – Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia (Amphibi) bersama Yayasan Wanareksa Nusantara Indonesia yang memiliki pasukan Tentara Langit melakukan kerjasama dalam pelatihan pengkaderan masyarakat khususnya para anggota dan simpatisan Amphibi di seluruh Indonesia.
Kesepakatan kerjasama antara lembaga lingkungan hidup Amphibi dengan Yayasan Wanareksa Nusantara Indonesia dilakukan di lokasi Pelatihan Leuwi Bilik Training Camp, Kec. Pasir Jambu, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Minggu (17/01/2021).
Kedatangan Amphibi dari Kanpus Bekasi yang dipimpin Agus Salim Tanjung, So,Si, bersama Dewan Pembina Amphibi, Kasihhati beserta jajaran pengurus Amphibi Bekasi Raya yang dipimpin Moch. Hendri, ST, dan sekretarinya Willy Nur Wahyudi, ST, disambut hangat oleh Ketua Yayasan Wanareksa Nusantara Indonesia, Dondon Asikin yang juga Ketua Tentara Langit beserta jajaran pengurus.
Ketua Umum Amphibi, Agus Salim Tanjung, So,Si, dalam sambutannya mengatakan, bahwa kerjasama antara Amphibi dengan Yayasan Wanareksa Nusantara Indonesia memang sudah lama direncanakan.
Hal ini guna membangun generasi muda yang tangguh khususnya dari kalangan pengurus dan anggota Amphibi se-NKRI.
“Saat ini negara kita sedang dalam ancaman bencana di mana-mana. Mulai dari bencana banjir, gempa, letusan gunung merapi, longsor, badai la Nina, Tsunami yang butuh bantuan sosial dan perhatian seluruh pihak,“ ucap Agus, ST.
Agus, ST, menghimbau seluruh rakyat Indonesia dan seuruh unsur di pemerintahan pusat dan daerah untuk tidak saling salah-menyalahkan satu sama lain. “Bencana ini adalah suatu tanda teguran Tuhan kepada kita semua agar kita sadar akan pentingnya menjaga alam dari kerusakan dan pencemaran. Kita jaga alam maka alam jaga kita. “Bersama kita berikan yang terbaik untuk bumi ini, agar menjadi bumi yang baik dan layak untuk kita huni,“ tutur Agus ST.
Sementara Ketua Yayasan Wanareksa Nusantara Indonesia, Dondon Asikin menyampaikan, bahwa ketertarikan lembaganya untuk bekerjasama dengan Amphibi karena aksi nyata (real action) yang telah diikutinya selama 4 tahun dalam Grup WA Amphibi. “Saya sudah cukup lama mengenal Amphibi,” ujarnya.
Dikatakan Dondon, bahwa kerjasama pelatihan yang akan dilakukan meliputi water rescue, vertical rescue, SAR gunung dan hutan, edukasi kesiap-siagaan bencana, edukasi pengelolaan sampah, mitigasi lahan kritis, pelesetarian sungai dan laut serta seluruh yang terkait dengan lingkungan hidup dan sosial kemasyarakatan. “Semoga kerjasama dalam perbaikan lingkungan hidup dan misi kemanusiaan ini bisa berjalan sesuai harapan dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh pihak,“ ucap Dondon.
Lebih lanjut Dondon mengatakan, bahwa dengan adanya kerjasama pelatihan antara Yayasan Wanareksa Nusantara Indonesia bersama Amphibi setidaknya bisa menjadi bagian garis depan dalam tanggap bencana dan menurunkan tim untuk evakuasi dan memberi pertolongan di lokasi terdampak bencana di seluruh Indonesia.
“Dalam pelatihan tanggap bencana, kami telah menyiapkan berbagai pelatih yang terampil dan bersertifikasi internasional,“ jelas Dondon.
Sementara Dewan Pembina Amphibi, Kasihhati yang juga Ketua Presidium Dewan Pers Independen (DPI) dan Ketua Presidium Forum Pers Independen Indonesia (FPII) mengatakan, bahwa kerjasama tersebut juga merangkap pelatihan jurnalis lingkungan hidup.
Kasihhati mengatakan, bahwa jurnalis yang akan meliput berita di dalam hutan dan puncak gunung serta lokasi terdampak bencana dibutuhkan bekal fisik yang handal.
“Hal ini guna untuk keselamatan dan kesiapan para jurnalis yang akan turun meliput untuk mendapatkan berita yang sebenarnya secara langsung di lokasi terdampak bencana,“ tutup Kasihhati. (Red/Litb.Amp)
Discussion about this post