Latar Belakang Rencana 28 Poin Antara AS dan Rusia
Pada Selasa lalu, media Axios mengungkap sebuah inisiatif rahasia yang melibatkan Pemerintahan Trump dan pemerintah Rusia untuk menghentikan konflik bersenjata di Ukraina. Tanpa pemberitahuan publik luas, proposal tersebut dirancang oleh utusan Trump, Steve Witkoff, bersama dengan utusan Rusia, Kirill Dmitriev. Rencana ini muncul setelah lebih dari dua tahun perang berkecamuk dan desakan global untuk gencatan senjata yang berkelanjutan.
Inspirasi dari Paket Gencatan Senjata Gaza
Menurut laporan Axios yang dikutip oleh pejabat AS dan Rusia anonim, skema 28 poin tersebut terinspirasi dari “Rencana Gencatan Senjata Gaza 20 Poin” yang diusulkan Presiden AS dan telah disetujui oleh Israel dan Hamas beberapa waktu lalu. Kesamaan model ini menandai penggunaan pendekatan diplomasi multilateral yang telah diuji pada konflik lain.
Empat Tema Utama Proposal
Secara garis besar, rincian draft rencana 28 poin terbagi dalam empat domain strategis:
Peran Utusan Steve Witkoff dan Kirill Dmitriev
Steve Witkoff, yang ditunjuk sebagai utusan khusus oleh mantan Presiden Trump, memimpin negosiasi dan telah melakukan pertemuan intens dengan Kirill Dmitriev—direktur eksekutif Russian Direct Investment Fund. Axios melaporkan bahwa Dmitriev menghabiskan tiga hari di Miami pada akhir Oktober untuk bertukar masukan langsung dengan tim Witkoff.
Respon Gedung Putih dan Mitra Eropa
Seorang pejabat Gedung Putih yang dikutip Axios menyatakan bahwa Trump berkeyakinan “masih ada peluang untuk mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini jika fleksibilitas ditunjukkan oleh semua pihak.” Berbagai pejabat AS kemudian memulai briefing tertutup kepada mitra Eropa untuk mendapatkan dukungan atau setidaknya pemahaman atas inti proposal tersebut.
Tantangan Rincian Wilayah Timur Ukraina
Sampai saat ini, detail penanganan sengketa wilayah inti—termasuk status Donetsk, Luhansk, dan Krimea—belum dipublikasikan. Menurut narasumber anonim, ketidaktahuan publik terhadap detail ini menimbulkan skeptisisme:
Langkah Berikutnya dan Agenda Diplomatik
Setelah pertemuan Miami, pejabat AS mulai mengirim draf pertama ke Sekretaris Jenderal NATO dan Komisi Eropa. Proses diplomasi rahasia ini masih berlangsung, dengan sejumlah kelompok lobi dan think tank di Washington memantau perkembangan:
Rencana 28 poin ini menandai babak baru dalam upaya meredam konflik berskala besar di Eropa, sekaligus mencerminkan dinamika politik transnasional yang melibatkan aktor-aktor rahasia di balik meja perundingan. Warta Express akan terus memantau perkembangan agar pembaca mendapatkan informasi lengkap dan akurat.
