Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Adies Kadir, baru saja melontarkan ajakan resmi kepada Arteria Dahlan agar bergabung ke dalam koalisi partai berlambang pohon beringin itu. Gesekan politik antara Golkar dan PDIP memanas setelah Arteria, eks anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, disebut-sebut bisa menjadi ujung tombak baru Golkar menjelang Pemilu Serentak 2029. Namun, sang legislator tampak masih berpikir panjang sebelum mengambil keputusan strategis.
Latar Belakang Tawaran Gabung Golkar
Pada acara diskusi publik “Dampak Putusan MK terhadap Pemilu Serentak 2029” yang digelar DPP Partai Golkar pada Kamis malam (24/7), Adies Kadir menyapa Arteria Dahlan secara khusus. Dalam sambutannya, Adies mengungkap rahasia internal bahwa Golkar sangat membutuhkan figur kritis dan piawai berdebat seperti Arteria. Secara gamblang, ia menyatakan:
Dengan nada persuasif, Golkar menjanjikan peran sentral dalam struktur partai, memanfaatkan reputasi Arteria sebagai orator cerdas yang selalu mengedepankan riset dan data dalam setiap pandangannya.
Profil Singkat Arteria Dahlan
Lahir pada 1975, Arteria Dahlan dikenal sebagai politikus PDIP yang vokal menyoroti sejumlah kebijakan publik saat menjabat anggota Komisi II DPR. Keahlian debat dan argumentasinya kerap menjadi sorotan media dan publik. Ia juga sempat dilantik sebagai Komisaris PT Petrokimia Gresik, menandakan kepercayaan dari elit partai dan pemerintah terhadap kemampuan manajerialnya.
Beberapa capaian penting selama karier legislatif Arteria antara lain:
Alasan Keraguan Arteria
Meski diiming-imingi posisi strategis, Arteria dilaporkan masih ragu mengambil keputusan. Beberapa faktor yang mungkin menjadi pertimbangan:
Potensi Dampak Bagi PDI Perjuangan
Kepergian Arteria Dahlan ke Golkar tentu bukan sekadar perpindahan figur, melainkan sinyal perubahan peta politik nasional. Berikut beberapa implikasi yang mungkin terjadi:
Kesiapan Golkar Menyambut Figur Baru
Di pihak Golkar, ajakan kepada Arteria tidak hanya bersifat retorika. Mereka telah mempersiapkan:
Jalan Terus Menuju Pemilu 2029
Dengan putusan Mahkamah Konstitusi terbaru, dinamika politik memasuki babak baru. Partai Golkar dan PDIP sedang menata barisan masing-masing demi menghadapi pemilu serentak yang tinggal beberapa tahun lagi. Nama Arteria Dahlan muncul di persimpangan strategi kedua parpol besar ini. Keputusan sang politisi akan menjadi barometer kuatnya manuver politik elite menjelang kompetisi lima tahunan.
Ke depan, kita perlu mengikuti langkah Arteria Dahlan: apakah ia akan memantapkan diri di Golkar, kembali berlabuh ke PDIP, atau bahkan memilih ‘istirahat sementara’ dari panggung politik aktif. Pilihan ini akan memberi gambaran lebih jelas mengenai kecenderungan aliansi partai dan peta kekuatan di parlemen.