WartaExpress

Berjuang Melintasi Laut dan Bukit, Siswa Komodo Tiba di Sekolah dengan Cara yang Bikin Terharu!

Hambatan Geografis yang Memperburuk Akses Pendidikan

Pulau Komodo, yang dikenal sebagai destinasi wisata internasional, menghadirkan tantangan tersendiri bagi pelajar setempat. Kondisi geografis berupa gugusan pulau dan perairan yang membatasi jalur transportasi memaksa siswa menempuh perjalanan panjang hanya untuk mencapai sekolah terdekat. Banyak di antaranya harus berangkat sebelum fajar, menyeberang laut dengan perahu nelayan, lalu menempuh jalan berbatu sejauh beberapa kilometer sebelum tiba di kelas.

Ketidakstabilan cuaca juga sering mengganggu proses belajar. Saat angin kencang atau hujan lebat melanda perairan, aktivitas penyeberangan terhenti, menyebabkan siswa tidak dapat hadir di sekolah hingga berhari-hari. Sementara itu, sarana transportasi alternatif seperti kapal motor nelayan seringkali tidak dilengkapi pelampung dan sekoci, menambah risiko keselamatan bagi anak-anak.

Kondisi Fasilitas Sekolah yang Terbatas

Banyak sekolah di Komodo masih menempati bangunan semi-permanen dengan fasilitas minim. Ruang kelas umumnya hanya dilengkapi meja kayu tua dan papan tulis kapur. Alat tulis dan buku pelajaran sering kali tidak mencukupi, sehingga satu buku dipakai bergantian oleh dua atau tiga siswa.

Situasi ini makin memperparah kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah pulau terpencil dan kota-kota besar di Indonesia.

Program Bantuan Alat Tulis oleh Deli Indonesia

Menanggapi kondisi tersebut, Deli Indonesia meluncurkan inisiatif “Pendidikan untuk Komodo” yang menyalurkan paket alat tulis ke 14 sekolah di Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Bantuan meliputi:

Ronny Rachmadani, Brand Manager Deli Indonesia, menyatakan, “Pendidikan adalah fondasi masa depan mereka. Dengan bantuan alat tulis, kami berharap para siswa dapat bersemangat menjalani proses belajar tanpa terganggu kendala peralatan.”

Dampak Langsung di Lapangan

Bantuan alat tulis tiba di sekolah-sekolah pada awal September 2025. Kepala Sekolah SMKN 2 Komodo, Felixius Farjono, mengungkapkan kegembiraan siswa ketika menerima paket tersebut:

Meski jumlah buku tulis masih terbatas, inisiatif ini memicu kesadaran kolektif bahwa dukungan sederhana dapat berdampak besar pada semangat belajar.

Interaksi dan Pendampingan di Sekolah

Tidak hanya distribusi, tim Deli Indonesia juga mengadakan sesi interaktif bersama siswa dan guru. Kegiatan meliputi:

Menurut Farjono, sesi ini membantu membangun ikatan positif antara lembaga donor, sekolah, dan masyarakat sekitar.

Peluang Pengembangan Infrastruktur Sekolah

Program bantuan alat tulis menjadi momentum untuk mendorong pemangku kepentingan lokal dan pemerintah daerah memperhatikan infrastruktur sekolah. Sejumlah kebutuhan yang diidentifikasi antara lain:

Beberapa desa telah menyampaikan usulan pembangunan melalui musyawarah desa, berharap alokasi anggaran pemerintah provinsi maupun pusat dapat mempercepat realisasi proyek.

Peran Komunitas dan Relawan Lokal

Selain inisiatif korporasi, komunitas dan relawan di Labuan Bajo turut mengambil peran:

Sinergi ini diharapkan memperkuat ekosistem pendidikan di wilayah timur Indonesia.

Langkah Lanjutan dan Rencana Jangka Panjang

Deli Indonesia berkomitmen melanjutkan program ini secara berkala, dengan rencana:

Dengan langkah terstruktur ini, diharapkan kualitas pendidikan di Pulau Komodo dan sekitarnya meningkat, membuka peluang anak-anak daerah terpencil untuk meraih cita-cita setinggi langit.

Exit mobile version