BREAKING: Update Mengguncang! 96 Tewas dan 75 Hilang di Aceh — Lihat Daerah Terparah dan Kebutuhan Mendesak Saat Ini

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan update mengkhawatirkan terkait dampak banjir dan longsor di Aceh. Dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu malam, 30 November 2025, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengumumkan jumlah korban jiwa dan orang hilang yang terus bertambah seiring masih berlangsungnya operasi pencarian dan evakuasi di lapangan.

Data terbaru: korban jiwa dan hilang

Menurut keterangan resmi Kepala BNPB, jumlah korban meninggal di Aceh mencapai 96 orang. Selain itu, 75 orang dilaporkan hilang dan masih dalam proses pencarian. Angka ini merupakan bagian dari dampak yang lebih luas di Sumatra Utara dan Sumatra Barat, daerah‑daerah yang juga dilanda banjir bandang dan longsor beberapa hari terakhir.

Situasi di Sumatra Utara dan Sumatra Barat

Suharyanto juga merilis data untuk wilayah Sumut dan Sumbar. Di Sumatera Utara, korban meninggal tercatat 217 orang, sementara jumlah yang hilang mencapai 209 orang. Untuk Sumatera Barat, korban jiwa yang tercatat adalah 129 orang dan 118 orang masih berstatus hilang. Angka‑angka ini memperlihatkan skala bencana yang luas dan penanganan darurat yang harus dikerahkan secara besar‑besaran.

Jumlah pengungsi dan kebutuhan mendesak

Dampak sosial bencana ini juga terlihat dari lonjakan jumlah pengungsi. BNPB merinci beberapa titik dengan jumlah pengungsi yang signifikan, antara lain:

  • Tapanuli Utara: 3.600 jiwa
  • Tapanuli Tengah: 1.600 jiwa
  • Tapanuli Selatan: 4.661 jiwa
  • Kota Sibolga: 4.456 jiwa
  • Humbang Hasundutan: 2.200 jiwa
  • Mandailing Natal: 1.478 jiwa
  • Kondisi pengungsi membutuhkan respon cepat terkait pangan, obat‑obatan, sandang, serta layanan kesehatan dan sanitasi. Selain itu, beberapa akses logistik terputus sehingga distribusi bantuan menjadi sangat menantang.

    Perintah presiden dan respons pemerintah pusat

    Presiden RI Prabowo Subianto telah memerintahkan seluruh kekuatan nasional untuk dikerahkan dalam penanganan darurat. Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, menyatakan bahwa perintah presiden adalah memprioritaskan langkah tanggap darurat untuk meringankan beban masyarakat terdampak.

    Kepala BNPB beserta jajaran kementerian terkait telah berada di wilayah terdampak sejak dini hari. Beberapa menteri dan pimpinan institusi negara yang turun tangan antara lain Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Panglima TNI, Kapolri, serta menteri terkait lainnya. Kehadiran mereka dimaksudkan untuk mempercepat koordinasi penyelamatan, distribusi logistik, dan perencanaan hunian sementara.

    Tuntutan penetapan bencana nasional

    Sultan Bachtiar Najamudin, Ketua DPD RI, meminta pemerintah mempertimbangkan penetapan kejadian ini sebagai bencana nasional. Argumennya: dampak yang melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar membutuhkan skala penanganan yang intensif dan terkoordinasi di level nasional. Penetapan status bencana nasional akan memudahkan alokasi anggaran darurat dan percepatan bantuan lintas kementerian/lembaga.

    Upaya evakuasi dan bantuan di lapangan

    Tim SAR gabungan, TNI/Polri, relawan dan organisasi kemanusiaan bekerja nonstop melakukan evakuasi, pencarian korban hilang, serta distribusi bantuan. Beberapa operasi dilakukan menggunakan kapal, helikopter, dan jalur darat alternaif karena banyak jalan utama yang terputus akibat longsor dan banjir bandang. Aksi airdrop logistik juga dilaporkan dilakukan untuk mencapai titik‑titik terpencil.

    Tantangan logistik dan akses

    Salah satu kendala utama saat ini adalah akses yang terputus. Jalan yang terlongsor, jembatan yang runtuh, dan area terendam mempersulit masuknya bantuan besar. Sistematika pengiriman bantuan harus diatur ketat untuk menghindari penumpukan barang di titik yang tidak dapat didistribusikan lebih lanjut. Koordinasi antarinstansi menjadi kunci untuk membuka koridor kemanusiaan yang efektif.

    Kebutuhan prioritas

    BNPB dan pemerintah daerah mengidentifikasi kebutuhan prioritas berikut:

  • Pangan siap saji dan bahan pokok
  • Air bersih dan fasilitas sanitasi
  • Obat‑obatan, layanan kesehatan darurat, dan tenaga medis
  • Pendirian hunian sementara (tenda, selimut, matras)
  • Pencarian dan identifikasi korban
  • Perbaikan akses logistik, termasuk perbaikan sementara jalan dan jembatan
  • Apa yang dapat dilakukan masyarakat dan relawan

    Masyarakat yang ingin membantu dianjurkan untuk mendukung melalui jalur resmi seperti BNPB, Palang Merah Indonesia, atau posko bantuan pemerintah setempat. Donasi uang lebih diprioritaskan dibanding barang yang dikirim mandiri karena uang memungkinkan koordinasi pembelian barang sesuai kebutuhan di lapangan dan mencegah penumpukan logistik.

    Perkembangan situasi di lapangan sangat dinamis; BNPB menjanjikan update berkala seiring operasi tanggap darurat yang terus berlangsung. Prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan korban, menemukan yang hilang, dan memberikan kebutuhan dasar bagi pengungsi sambil memperbaiki akses untuk mempercepat aliran bantuan.