WartaExpress

BTN Tanam 5.000 Pohon di Depok: Inisiatif Mengejutkan yang Bisa Selamatkan Jakarta dari Banjir!

BTN tanam 5.000 pohon di Depok: gerakan besar untuk ketahanan lingkungan

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengambil langkah nyata dalam memperkuat komitmen keberlanjutan lingkungan dengan kegiatan penanaman 5.000 bibit pohon di lahan seluas sekitar 3,7 hektare milik Pemerintah Kota Depok, bertajuk “BTN Tumbuh Bersama Alam”. Program ini menjadi bagian dari rangkaian inisiatif sosial dan lingkungan bank pelat merah tersebut untuk mendukung fungsi ekologis daerah penyangga Ibu Kota.

Lokasi, komposisi tanaman, dan tujuan ekologis

Penanaman dilakukan di Kelurahan Cisalak, Depok, di lahan yang direkomendasikan oleh Dinas Lingkungan Hidup setempat sebagai lokasi penghijauan permanen dan kawasan resapan air. Komposisi pohon yang ditanam terbilang variatif dan dipilih untuk memberikan manfaat ekologis maksimal. Rinciannya meliputi 1.500 pohon mangga, 950 pohon nangka, 500 pohon jambu, 50 pohon alpukat, 1.000 pohon eucalyptus rainbow, 500 pohon mahoni, dan 500 pohon tabebuya rosa.

Pemilihan jenis-jenis tersebut tidak kebetulan: selain meningkatkan resapan air dan kualitas udara, pohon buah seperti mangga, nangka, jambu, dan alpukat juga berkontribusi pada ketahanan pangan lokal. Sementara eucalyptus, mahoni, dan tabebuya membantu estetika ruang terbuka serta fungsi ekologis jangka panjang.

Alasan Depok dipilih: fungsi penyangga dan kebutuhan resapan

Depok berperan sebagai daerah penyangga Jakarta dengan tekanan pembangunan yang tinggi. Lahan terbuka yang tidak tertanami berisiko menjadi titik banjir dan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan. BTN dan pemda Depok melihat urgensi menjadikan sebagian lahan sebagai kawasan resapan air permanen. Dengan menanam 5.000 pohon, diharapkan kapasitas resapan meningkat, meminimalkan limpasan permukaan saat hujan lebat, serta menambah ruang hijau bagi warga sekitar.

Teknologi dan monitoring: menanam tak hanya simbolis

Tidak sekadar menanam, BTN menerapkan pendekatan berbasis teknologi untuk memastikan keberlanjutan program. Seluruh pohon dicatat dalam sistem informasi dan dimonitor secara berkala untuk memantau pertumbuhan serta potensi penyerapan karbon. Metode ini memungkinkan evaluasi kuantitatif dampak ekologis program — dari pertumbuhan tanaman hingga kontribusi pada penyerapan emisi lokal.

Dampak sosial-ekonomi dan target manfaat

Menurut pernyataan Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, program ini diharapkan memberikan manfaat langsung kepada sekitar 5.000 warga. Manfaat tersebut tidak hanya bersifat lingkungan tetapi juga sosial dan ekonomi: peningkatan ruang publik hijau, sumber makanan buah bagi komunitas, serta potensi pelibatan warga dalam perawatan yang membuka peluang kerja lokal atau kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Kaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan

BTN menyatakan program ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 15 tentang Ekosistem Daratan dan TPB 13 mengenai Penanganan Perubahan Iklim. Transformasi lahan terbuka menjadi area penghijauan merupakan langkah konkret yang berkontribusi pada penyerapan karbon, konservasi tanah, dan mitigasi risiko bencana hidrometeorologis.

Peran stakeholder dan model replikasi

Kolaborasi dengan Pemerintah Kota Depok dan arahan Dinas Lingkungan Hidup menjadi kunci legitimasi dan efektivitas program. BTN menegaskan rencana untuk memperluas program “BTN Tumbuh Bersama Alam” ke wilayah lain di Indonesia, yang menunjukkan ambisi menjadikan inisiatif ini sebagai model korporasi dalam tanggung jawab sosial lingkungan. Keterlibatan masyarakat lokal (warga, sekolah, LSM) juga diharapkan agar perawatan dan keberlanjutan pohon terjaga.

Manajemen risiko dan tantangan

Beberapa tantangan yang perlu diperhatikan agar program sukses antara lain:

  • Perawatan jangka panjang: penanaman awal harus diikuti dengan mekanisme perawatan (penyiraman, pemangkasan, perlindungan hama) agar tingkat survival bibit tetap tinggi.
  • Pengamanan lahan: perlunya kepastian status lahan agar area penghijauan tidak terancam alih fungsi di masa depan.
  • Partisipasi warga: pemberdayaan komunitas dan edukasi lingkungan penting untuk menjaga kepemilikan sosial terhadap kawasan.
  • Potensi dampak jangka panjang

    Jika program dirawat dan direplikasi, manfaat jangka panjang dapat meliputi berkurangnya risiko banjir lokal, peningkatan kualitas udara, ruang hijau yang memperbaiki kesehatan mental dan fisik warga, serta potensi ekonomi melalui panen buah dan kegiatan agroforestri skala kecil. Pendekatan holistik BTN—menggabungkan konservasi ekologis dan teknologi monitoring—membuka peluang untuk pengukuran dampak yang transparan dan bertanggung jawab.

    Pesan untuk korporasi lain

    Inisiatif BTN memberikan contoh bagaimana bank dan korporasi lain dapat memadukan bisnis dengan aksi lingkungan yang konkret. Investasi pada penghijauan dan pemantauan berbasis teknologi memperlihatkan komitmen jangka panjang dan menyediakan data yang dapat digunakan untuk laporan keberlanjutan serta pengambilan kebijakan publik.

    Langkah-langkah berikutnya yang perlu dipantau

    Ke depan, beberapa indikator yang layak dipantau meliputi tingkat survival bibit setelah 6-12 bulan, volume air yang mampu diserap kawasan dibandingkan kondisi sebelum penanaman, jumlah warga yang terlibat dalam perawatan, serta proyeksi penyimpanan karbon jangka menengah. Hasil pengukuran ini akan menjadi bukti empiris apakah program “BTN Tumbuh Bersama Alam” berhasil mencapai tujuan ekologis dan sosial yang diharapkan.

    Exit mobile version