Destinasi Hijau Terbaru yang Bikin Liburanmu Berbeda: Tebet Eco-Park & Banyumas Ungkap Rahasia Wisata Edukatif!

CRIF 2025: Menyatukan Edukasi Iklim dan Pariwisata Hijau

Pada Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025, para peserta diajak melihat langsung dua destinasi wisata edukatif bernuansa hijau: Tebet Eco-Park di Jakarta dan fasilitas transformasi sampah di Banyumas. Forum ini diselenggarakan oleh UCLG ASPAC bersama Pemprov DKI Jakarta dan didukung Uni Eropa. Selama dua hari, diskusi panel tingkat tinggi dan sesi tematik interaktif digelar, diikuti dengan penanaman pohon dan kunjungan lapangan ke dua lokasi tersebut.

Tebet Eco-Park: Oase Edukatif di Tengah Kota

Tebet Eco-Park yang sempat viral di media sosial kini tampil sebagai contoh ruang publik multifungsi. Berlokasi di Jakarta Selatan, taman ini didesain menjadi:

  • Ruang Hijau Inklusif: Area bermain, jogging track, dan taman tematik bagi keluarga, buruh kantoran, hingga lanjut usia.
  • Konservasi Air: Sistem penampungan limpasan hujan untuk mitigasi banjir lokal, memadukan drainase alami dan biopori.
  • Sentra Edukasi: Papan informasi interaktif tentang siklus air, proses fotosintesis, dan keanekaragaman hayati perkotaan.

Dengan konsep ecological urban park, Tebet Eco-Park membuktikan bahwa taman kota dapat menjadi green lungs sekaligus laboratorium mini bagi pengunjung. Melalui tur keliling dan workshop singkat, masyarakat diajak memahami pentingnya vegetasi dan penyerapan karbon.

Banyumas: Dari Sampah Menjadi Aset Rakyat

Berbeda dengan taman hijau, Kabupaten Banyumas memamerkan fasilitas pengelolaan sampah berkelanjutan yang dikembangkan bersama masyarakat setempat. Di sini, sampah organik dan anorganik dipilah di tingkat RT/RW, lalu diolah menjadi produk berguna:

  • Kompos Terstandar untuk pupuk kebun dan pertanian perkotaan.
  • Energi Biogas melalui fermentasi limbah organik, dipakai menerangi lampu jalan di desa.
  • Produk Daur Ulang seperti ecobrick dan kerajinan tangan bagi UMKM lokal.

Model partisipatif ini memberdayakan petugas kebersihan, ibu-ibu PKK, dan petani, sehingga pengelolaan sampah tidak sekadar tugas pemerintah, tetapi menjadi sumber pendapatan dan edukasi lingkungan.

Agenda Komprehensif Forum CRIF 2025

Selain kunjungan lapangan, CRIF 2025 menampilkan rangkaian acara berikut:

  • Panel Tingkat Tinggi tentang kebijakan ketahanan iklim di kota-kota Asia Pasifik.
  • Sesi Tematik Interaktif untuk merumuskan strategi inovasi berbasis komunitas.
  • Penanaman Pohon di areal publik sebagai simbol komitmen peserta pada penghijauan.
  • Workshop Praktis mengelola sampah rumah tangga dan membuat taman vertikal di lahan terbatas.

Seluruh kegiatan dirancang agar peserta mendapatkan wawasan langsung dan siap menerapkan praktik ketahanan iklim di daerah masing-masing.

Wisata Edukatif: Lebih dari Sekadar Jalan-Jalan

Destinasi seperti Tebet Eco-Park dan Banyumas menggabungkan elemen rekreasi dengan edukasi. Wisatawan tidak hanya berswafoto di spot Instagramable, tetapi juga:

  • Mengikuti tur edukatif yang memaparkan proses mitigasi iklim.
  • Berinteraksi dengan petugas lapangan dan pelaku UMKM lingkungan.
  • Membawa pulang pengetahuan tentang konservasi air, pengomposan, dan daur ulang.

Dengan demikian, perjalanan menjadi bermakna, mendorong perubahan perilaku saat kembali ke kehidupan sehari-hari.

Potensi Replikasi Model di Kota Lain

Keberhasilan Tebet Eco-Park dan praktik pengelolaan sampah Banyumas menunjukkan dua model yang bisa diadaptasi di berbagai wilayah Indonesia:

  • Kemitraan Lintas Sektor antara pemerintah daerah, akademisi, LSM, dan sektor swasta.
  • Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan, insentif, dan forum warga.
  • Infrastruktur Ramah Lingkungan seperti biopori, biocell, dan instalasi V2L (Vehicle-to-Load) di SPBU hijau.

Replikasi model ini dapat memperkuat jaringan destinasi wisata edukatif, sekaligus menciptakan ruang publik yang lebih resilient terhadap perubahan iklim.

Mendorong Gaya Hidup Berkelanjutan

Wisata edukatif bukan sekadar tren, tetapi investasi jangka panjang bagi kesadaran kolektif. Dengan mengunjungi Tebet Eco-Park atau fasilitas transformasi sampah di Banyumas, masyarakat akan terinspirasi untuk:

  • Memilah sampah di rumah.
  • Mendukung produk lokal berbasis daur ulang.
  • Menanam pohon atau berkebun mini di pekarangan.

Langkah-langkah sederhana ini, bila dilakukan serentak, akan memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi tantangan iklim. Destinasi edukatif hijau seperti ini memegang peran penting dalam membentuk generasi masa depan yang peduli lingkungan.