WartaExpress

Geger! AS Siap Hadiahi Rp164 Miliar untuk Bongkar Dana Rahasia Hizbullah di Amerika Latin!

Latar Belakang Program Reward for Justice

Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Luar Negeri meluncurkan Program Reward for Justice (RFJ) yang memberikan imbalan hingga 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 164,4 miliar. Program ini bertujuan mengungkap jalur pendanaan kelompok Hizbullah di Amerika Latin, khususnya di wilayah perbatasan Argentina, Brasil, dan Paraguay.

Mekanisme Penawaran Hadiah

Dikelola oleh Diplomatic Security Service (DSS), RFJ menawarkan hadiah tunai kepada siapa saja yang berhasil menyerahkan informasi valid mengenai:

Informasi dapat disampaikan melalui saluran resmi Departemen Luar Negeri AS, dengan jaminan kerahasiaan identitas.

Wilayah Target: Argentina, Brasil, Paraguay

Fokus utama RFJ adalah wilayah perbatasan yang dikenal sebagai “Triple Frontier”. Daerah ini menjadi titik transit dan operasi fondasi kelompok terlarang:

Ketiga negara ini memiliki infrastruktur yang dinilai rentan terhadap penyalahgunaan jaringan kejahatan terorganisir.

Aktivitas Pendanaan Terlarang Hizbullah

Departemen Luar Negeri AS mendeskripsikan beberapa aktivitas ilegal yang menjadi sumber dana Hizbullah:

Status Hukum Hizbullah Menurut AS

Sejak Oktober 1997, Hizbullah telah terdaftar sebagai Foreign Terrorist Organization (FTO) oleh Departemen Luar Negeri AS. Pada Oktober 2001, organisasi ini juga ditetapkan sebagai Specially Designated Global Terrorist (SDGT). Status ini memungkinkan sanksi ekonomi ketat dan pembekuan aset Hizbullah di wilayah Amerika Serikat dan sekutunya.

Peran Dinas Keamanan Diplomatik (DSS)

DSS bertanggung jawab mengelola laporan dari pemberi informasi dan memverifikasi keabsahan data:

Setiap laporan yang terbukti membantu memutus aliran dana terorisme akan diberikan hadiah sesuai skala prioritas kasus.

Implikasi bagi Keamanan Global

Program ini memiliki dampak signifikan pada penanggulangan terorisme internasional:

Kesempatan bagi Whistleblower

RFJ membuka peluang bagi warga sipil, peneliti independen, dan jaringan pengawas keuangan untuk ikut berkontribusi. Untuk meningkatkan partisipasi, DSS menjamin:

Dukungan Komunitas Internasional

Banyak negara Eropa dan organisasi multilateral menyatakan dukungan terhadap upaya ini. Interpol, Financial Action Task Force (FATF), serta lembaga anti-korupsi regional telah diajak berkoordinasi guna menyelaraskan regulasi dan prosedur anti-pencucian uang.

Langkah Berikutnya

Amerika Serikat berharap dapat menerima data primer sebelum akhir tahun 2025, sehingga dapat langsung menindaklanjuti dengan tindakan hukum dan pembekuan aset. Bagi pemerintah Indonesia dan pengamat keamanan, perkembangan ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap pendanaan teroris yang melintasi batas benua.

Exit mobile version