Kota-kota kecil di Indonesia kini mencuri perhatian sektor keuangan digital. Data terbaru menunjukkan bahwa wilayah tier-2 dan tier-3 mencatat laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan pusat metropolitan. Fenomena ini membuka peluang besar bagi perusahaan fintech untuk memperluas inklusi pembiayaan, sekaligus mendukung pemerataan pembangunan di seluruh Nusantara.
Pertumbuhan Ekonomi Kota Kecil Lebih Pesat
Berdasarkan laporan Empowering Indonesia 2024 karya Twimbit, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita di kota metropolitan rata-rata mencapai Rp158 juta, sedangkan di kota tier-2 dan tier-3 hanya Rp73 juta. Namun, yang menarik adalah tingkat pertumbuhan kompaun (CAGR) PDB antara 2018 hingga 2022:
- Kota metropolitan: 5,4% per tahun.
- Kota tier-2 dan tier-3: 6,6% per tahun.
Artinya, meski basis ekonomi kota kecil lebih rendah, kecepatannya melampaui ibu kota dan kota besar lain. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa 76% dari total 163 juta penduduk perkotaan tinggal di wilayah tier-2 dan tier-3. Dengan demografi semacam ini, kebutuhan layanan keuangan—termasuk pembiayaan digital—semakin tinggi.
Inklusi Pembiayaan Digital Sebagai Kunci
Penyedia layanan pembiayaan digital melihat tren tersebut sebagai peluang strategis. YesssCredit, salah satu pelopor fintech di Indonesia, baru saja meresmikan kantor pusat barunya di Kuningan, Jakarta, pada 24 September 2025. Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen perusahaan untuk memperluas layanan ke kota kecil dan berkembang.
Menurut Direktur Utama YesssCredit, Welan Towai Palilingan, “Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya ditopang oleh kota besar, namun juga kota kecil dan berkembang. Karena itu, kami hadir di 30 provinsi, mulai dari Sumatra hingga Maluku.”
Ekosistem Kemitraan untuk Perluasan Jangkauan
Untuk menyalurkan pembiayaan di berbagai daerah, YesssCredit menggandeng beberapa mitra strategis:
- Bank Jago dan Superbank sebagai lender resmi.
- 4.000+ toko lokal yang berperan sebagai titik distribusi kredit.
Hasilnya, lebih dari 1,65 juta pengguna terdaftar telah mendapatkan akses pembiayaan. Sejak berdiri, total penyaluran kredit mencapai lebih dari Rp788 miliar. Model kemitraan ini memungkinkan penduduk di kota kecil mengajukan cicilan tanpa harus datang ke kota besar atau bank konvensional.
Fokus Produk: Teknologi dan Elektronik
YesssCredit memfokuskan portofolio produknya pada kebutuhan produktif masyarakat:
- Instalment Financing untuk pembelian barang bernilai besar seperti smartphone, komputer, peralatan elektronik rumah tangga, dan furnitur.
- Pembiayaan hingga Rp30 juta dengan tenor fleksibel hingga 24 bulan.
Menurut Sylvia Yulianti Sirait, Direktur YesssCredit, “Kami memastikan transparansi harga, tenor fleksibel, tanpa biaya tersembunyi atau lonjakan bunga mendadak. Tujuannya agar pembiayaan benar-benar membantu produktivitas, bukan menambah risiko nasabah.”
Teknologi dan AI untuk Persetujuan Cepat
Inovasi terdepan di balik YesssCredit adalah integrasi kecerdasan buatan (AI) dan pendekatan human-centered:
- Analisis data real-time untuk menilai kelayakan kredit secara akurat.
- Automasi proses verifikasi dokumen, memotong waktu tunggu hingga 70% dibanding metode konvensional.
- Antarmuka aplikasi yang user-friendly, memudahkan pengguna baru maupun berpengalaman.
“Dengan teknologi dan AI, proses persetujuan menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Kami tetap menjaga sentuhan manusia untuk memastikan keputusan adil dan empatik,” ujar Michael Li Meng, Direktur YesssCredit.
Dampak pada Pemerataan Ekonomi
Ekspansi pembiayaan digital ke kota kecil diharapkan mendatangkan manfaat ganda:
- Peningkatan Akses Modal: Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki lebih banyak pilihan pembiayaan untuk modal kerja dan ekspansi.
- Stimulasi Konsumsi: Masyarakat dapat membeli barang produktif yang memicu permintaan lokal dan memperkuat rantai pasok.
- Perkembangan Infrastruktur Keuangan: Bank lokal dan lembaga keuangan terdesentralisasi ikut terangkat melalui kemitraan fintech.
Pemerintah daerah pun kian melirik sinergi seperti ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan inovasi pembiayaan digital, kota tier-2 dan tier-3 berpeluang mengejar ketinggalan dari pusat metropolitan.
Prospek Ke Depan
Melihat pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan keunggulan demografi kota kecil, langkah fintech seperti YesssCredit akan semakin penting. Rencana ke depan mencakup:
- Peningkatan kolaborasi dengan pemerintah daerah.
- Perluasan ragam produk, termasuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan.
- Penguatan literasi keuangan digital di tingkat desa dan kelurahan.
Dengan demikian, pemanfaatan pembiayaan digital tidak hanya menjawab kebutuhan kredit jangka pendek, tetapi juga menjadi instrumen strategis untuk pemerataan kesejahteraan di seluruh nusantara.