Geger! Lee Jae-myung Kuasai 51,7% Suara di Exit Poll, Bakal Jadi Presiden Baru Korsel?

Lee Jae-myung Unggul Signifikan Dalam Exit Poll Pemilu Korea Selatan

Pemilihan Presiden Korea Selatan yang digelar pada 3 Juni 2025 berlangsung dalam keadaan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan exit poll yang dirilis tiga stasiun televisi besar—KBS, MBC, dan SBS—kandidat dari Partai Demokrat, Lee Jae-myung, memperoleh 51,7% suara, mengungguli rival konservatifnya dari Partai Kekuatan Rakyat, Kim Moon-soo, yang meraih 39,3%. Sementara itu, Lee Jun-seok dari Partai Reformasi hanya mengantungi sekitar 7,7% suara.

Perbandingan Hasil Exit Poll JTBC

Data serupa juga ditunjukkan oleh jaringan JTBC, yang memproyeksikan kemenangan Lee Jae-myung dengan perolehan 50,6% suara, dibandingkan Kim Moon-soo 39,4%. Meskipun selisihnya sedikit lebih kecil, tren dukungan tetap memihak kandidat liberal ini.

Latar Belakang Pemilu Tanpa Masa Transisi

Pemilu kali ini digelar di tengah krisis kepemimpinan: Presiden Yoon Suk-yeol resmi diberhentikan pada April 2025 usai keputusan penerapan darurat militer menuai kontroversi. Penghapusan masa transisi dua bulan membuat proses pergantian kursi kepresidenan dipercepat. Berdasarkan konstitusi, presiden terpilih diharuskan mulai menjabat satu hari setelah pemungutan suara, yaitu pada Rabu, 4 Juni 2025.

Faktor Kemenangan Lee Jae-myung

  • Dukungan Basis Demokrat: Partai Demokrat berhasil memobilisasi pemilih urban di Seoul dan kota-kota besar, memanfaatkan kekecewaan publik terhadap kebijakan darurat militer sebelumnya.
  • Konsolidasi Suara Liberalis: Lee Jae-myung memperoleh suara progresif dari kaum muda dan kelas menengah, yang menginginkan reformasi sosial dan ekonomi.
  • Kegagalan Koalisi Konservatif: Upaya Paty Kekuatan Rakyat mengajak Lee Jun-seok mundur untuk menyatukan suara kanan tidak membuahkan hasil, sehingga terjadi perpecahan basis pemilih konservatif.

Reaksi di Majelis Nasional

Suasana gembira mewarnai ruang sidang Majelis Nasional, tempat para anggota Partai Demokrat berkumpul. Tepuk tangan dan sorakan pecah saat hasil exit poll diumumkan. Ketua Partai Demokrat menilai ini sebagai mandat rakyat untuk memulihkan stabilitas dan melanjutkan program kesejahteraan sosial.

Tantangan Pemerintahan Baru Lee Jae-myung

Meski unggul telak, Lee Jae-myung menghadapi sejumlah tantangan:

  • Menangani Krisis Kepercayaan Publik: Pemecatan mantan presiden dan kontroversi militer telah memunculkan desakan transparansi lebih besar.
  • Reformasi Ekonomi: Memulihkan pertumbuhan pasca-pandemi dan menyeimbangkan anggaran negara tanpa menambah beban pajak berlebih.
  • Hubungan Internasional: Menjaga stabilitas Semenanjung Korea sambil mempererat kerjasama dengan AS, Tiongkok, dan Jepang.
  • Penyatuan Partai Demokrat: Mengelola aspirasi berbagai faksi internal, mulai dari sayap moderat sampai progresif.

Persiapan Pelantikan dan Serah Terima Jabatan

Menjelang pelantikan pada 4 Juni 2025, tim transisi Lee telah menyiapkan rancangan kabinet yang menggabungkan teknokrat berpengalaman dan tokoh progresif. Upacara pelantikan akan disiarkan langsung dari Gedung Presiden (Cheong Wa Dae), menandai babak baru pemerintahan untuk lima tahun ke depan.

Kondisi Politik Selepas Pemilu

Di kalangan konservatif, kekalahan Kim Moon-soo menjadi cerminan lemahnya koordinasi dan kurangnya daya tarik program. Partai Reformasi pun diproyeksikan memegang peran kunci sebagai penyeimbang legislatif. Partai Demokrat diperkirakan membutuhkan dukungan lintas partai untuk meloloskan undang-undang strategis.

Proyeksi Kebijakan Awal

  • Insentif Ekonomi Lokal: Subsidi bagi UMKM dan program kredit mikro untuk mendorong lapangan kerja.
  • Reformasi Kesehatan dan Pendidikan: Peningkatan anggaran sektor publik, khususnya untuk layanan jaminan kesehatan nasional.
  • Digitalisasi Layanan Publik: Percepatan e-government untuk memudahkan akses administratif warga.
  • Perbaikan Infrastruktur: Pembangunan jaringan transportasi ramah lingkungan dan modernisasi pelabuhan serta bandara regional.

Kemenangan Lee Jae-myung di exit poll ini menjadi sinyal kuat bagi perubahan arah kebijakan Korea Selatan. Semua mata kini tertuju pada pelantikan dan langkah awal pemerintahan baru yang diharapkan mampu menghadirkan stabilitas, pertumbuhan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Korea Selatan.