Geger ! Sasana Adirasa TMII Dibuka Lagi Setelah 5 Tahun—Ada Rahasia Dibaliknya!

Latar Belakang Terbengkalainya Sasana Adirasa

Gedung Sasana Adirasa di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sempat terbengkalai selama kurang lebih lima tahun setelah pandemi COVID-19 melanda. Sebelum wabah, sarana ini menjadi pusat kegiatan ritual dan ekspresi spiritual bagi penghayat kepercayaan di Indonesia. Namun, akibat pembatasan sosial dan penurunan aktivitas budaya, pengelolaan gedung terhenti, fasilitas tak terawat, dan akses menuju bangunan akhirnya ditutup sementara.

Seiring menurunnya kasus COVID-19 dan membaiknya situasi kesehatan nasional, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), dan pengelola TMII sepakat untuk menghidupkan kembali Sasana Adirasa. Kesepakatan ini dituangkan melalui nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani beberapa bulan lalu, membuka jalan bagi serangkaian prosesi spiritual dan perenungan yang kini resmi digelar.

Ruwatan Gedung: Ritual Pembersihan dan Penyucian

Prosesi ruwatan Gedung Sasana Adirasa menjadi agenda utama dalam pembukaan kembali. Ruwatan adalah tradisi spiritual yang berfungsi membersihkan dan menyucikan ruang sakral dari energi negatif. Dalam konteks TMII, ruwatan Gedung Adirasa melibatkan:

  • Penaburan sesaji berupa bunga, buah, dan dupa di setiap sudut ruangan.
  • Doa bersama yang dipimpin tokoh adat dan rohaniwan penghayat kepercayaan.
  • Pembacaan mantra khusus sesuai kepercayaan masing-masing komunitas.
  • Pelepasan simbolis tumpeng sebagai bentuk syukur dan harapan agar bangunan kembali hidup.

Acara ini menciptakan suasana khusyuk sekaligus membangkitkan energi positif di dalam gedung yang telah lama sunyi. Ruwatan menandai titik awal pemanfaatan Sasana Adirasa sebagai pusat kegiatan spiritual pasca-pandemi.

Malam Anggoro Kasih: Perenungan Tiap Selasa Kliwon

Selain ruwatan, TMII kembali merencanakan perenungan rohani Malam Anggoro Kasih—tradisi yang berlangsung setiap Selasa Kliwon menurut penanggalan Jawa. Kegiatan ini meliputi:

  • Doa hening dan meditasi kelompok di ruang utama Gedung Adirasa.
  • Sesi sharing pengalaman spiritual antarpenghayat kepercayaan.
  • Pemaparan refleksi makna kasih dan kebersamaan oleh pemuka adat.

Malam Anggoro Kasih dipercayai mampu membersihkan batin, memperkuat kesadaran religius, serta mengokohkan ikatan sosial antarpenghayat. Dengan pengelolaan TMII dan MLKI, acara rutin ini diharapkan terjadwal secara sistematis dan terbuka bagi publik yang ingin bergabung.

Peran Kementerian Kebudayaan dan MLKI

Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan apresiasi atas MoU antara TMII dan MLKI. Ia menegaskan pentingnya Gedung Sasana Adirasa sebagai ruang ekspresi spiritual dan budaya:

  • Menbud Fadli Zon meminta agar kegiatan spiritual seperti ruwatan dan Malam Anggoro Kasih terus dilaksanakan secara berkala.
  • Penataan fasilitas gedung, mulai dari renovasi lantai hingga perbaikan sistem pendingin, menjadi tanggung jawab TMII bekerja sama dengan MLKI.
  • Sarana pendukung seperti sound system ritual, area parkir, dan jalur pedestrian diupayakan ramah difabel.

MLKI turut berperan sebagai koordinator komunitas penghayat kepercayaan, memastikan rangkaian acara berjalan sesuai tradisi dan melibatkan berbagai elemen masyarakat adat.

Tanggapan Pengelola TMII dan Tokoh Budaya

Plt. Direktur Utama TMII, Ratri Paramitha, menyampaikan komitmen menghadirkan Gedung Sasana Adirasa yang inklusif:

  • TMII akan menjadikan gedung ini sebagai “rumah kebudayaan Indonesia”, terbuka bagi penghayat dan pengunjung umum.
  • Nilai-nilai kearifan lokal dan spiritualitas diharapkan memperkaya pengalaman wisata budaya di TMII.
  • TMII menyediakan loket informasi, ruang istirahat, dan jalur evakuasi darurat sesuai standar keselamatan gedung negara.

Hadir pula Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan, Fryda Lucyana; serta Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi. Mereka menyatakan dukungan penuh terhadap revitalisasi gedung sebagai upaya melestarikan warisan spiritual bangsa.

Manfaat Pembukaan Ulang bagi Komunitas dan Masyarakat

Pembukaan kembali Sasana Adirasa memberikan berbagai keuntungan, antara lain:

  • Revitalisasi Budaya: Tradisi ruwatan dan Malam Anggoro Kasih diharapkan kembali populer, menjaga keberlanjutan kearifan lokal.
  • Peningkatan Ekonomi Kreatif: Kegiatan spiritual memicu munculnya usaha mikro keliling, seperti penjual sesaji, pengrajin dupa, dan penata acara adat.
  • Pendidikan Multikultur: Pengunjung TMII dapat belajar langsung tentang ragam kepercayaan dan ritual di Indonesia.
  • Kohesi Sosial: Interaksi antarpenghayat kepercayaan dan masyarakat sekitar memperkuat solidaritas lintas komunitas.

Rencana Pengembangan ke Depan

Untuk memastikan Sasana Adirasa berfungsi optimal, sejumlah langkah telah dirancang:

  • Penyusunan kalender kegiatan tahunan bersinergi antara TMII, MLKI, dan komunitas adat.
  • Pemanfaatan teknologi digital untuk siaran langsung ruwatan dan Malam Anggoro Kasih, memudahkan partisipasi dari jarak jauh.
  • Workshop pelatihan pemandu ritual bagi generasi muda agar tradisi dapat terus diwariskan.
  • Monitoring berkala kondisi fisik gedung dan evaluasi kepuasan peserta melalui survei.

Dengan dukungan penuh pemerintah, tokoh adat, dan masyarakat, Sasana Adirasa TMII siap kembali berperan sebagai pusat spiritual dan budaya yang hidup, menjembatani nilai-nilai luhur tradisi dengan tantangan modernitas.