WartaExpress

Gila! Haaland Cetak 2 Gol Kilat, Manchester City Kini Sejengkal dari Tahta Liga Inggris!

Kebangkitan Mesin Gol di Etihad

Pertandingan kontra Bournemouth pada Senin malam menegaskan satu hal: Erling Haaland adalah mesin gol paling berdarah-darah di Premier League musim ini. Dua golnya — masing-masing pada menit rendah dan tinggi — memastikan kemenangan 3-1 Manchester City dan semakin menempel ketat Arsenal di puncak klasemen. Meskipun The Citizens sempat terpeleset tiga kali di liga, dominasi Haaland di lini depan membuat tim besutan Pep Guardiola terus menekan posisi juara.

Statistik Mencengangkan: 11 dari 20 Gol City

Haaland kini telah mengemas 11 gol dari total 20 gol City di Premier League. Artinya, lebih dari 50% produktivitas tim terpusat pada satu pemain. Bila diibaratkan, setiap dua gol City yang tercipta, satu di antaranya disumbang oleh striker Norwegia itu. Angka ini menegaskan ketergantungan luar biasa Manchester City pada ketajaman Haaland, sekaligus menjadi pengingat bagi rival-rival di liga untuk selalu mewaspadai pergerakannya.

Pengakuan Lawan: David Brooks dan “Misi Mustahil” Menghentikan Haaland

David Brooks, gelandang Bournemouth yang menjadi sasaran dua gol Haaland, tak sungkan memuji sang penyerang. “Haaland adalah ancaman konstan,” ujarnya kepada Sky Sports. “Posturnya tinggi, kecepatannya melebihi ekspektasi, dan timing larinya amat presisi. Menghadang Haaland di kotak penalti terasa seperti misi mustahil.” Brooks menambahkan bahwa City selalu memasang dua bek lebih untuk menutup ruang gerak Haaland, namun tak jarang inisiatif ini justru membuka celah bagi rekan-rekannya.

Analisis Taktik: Kekuatan Fisik dan Teknik Satu Sentuhan

Erling Haaland bukan hanya sekadar menunggu umpan; ia memanfaatkan kombinasi kualitas fisik dan penyelesaian klinis. Berikut beberapa poin kunci dari permainannya:

  • Pergerakan tanpa bola: Haaland kerap memanfaatkan space di antara dua bek, lalu memotong ke dalam dengan akselerasi mendadak.
  • One-touch finishing: Gol-golnya tercipta dari umpan silang cepat dan umpan satu-dua, memanfaatkan insting predator di kotak penalti.
  • Kepala sebagai senjata: Terbukti saat mencetak gol dengan sundulan paduan arah dan kekuatan, memecah konsentrasi garis pertahanan lawan.
  • Ketergantungan City dan Risiko Tanpa Backup

    Statistik mencengangkan terungkap saat mencari pencetak gol terbanyak kedua: Maxime Estève—bek Burnley yang dua kali mencetak gol bunuh diri ke gawang City—mengungguli para penyerang kedalaman skuad City. Phil Foden baru mengoleksi satu gol, Rayan Cherki juga satu, sedangkan Savinho, Omar Marmoush, dan Jérémy Doku belum masuk daftar pencetak. Kevin De Bruyne sudah hengkang ke Napoli, sementara Marmoush kerap cedera. Kekosongan ini memunculkan satu pertanyaan kritis: bagaimana jika Haaland absen?

    Sejarah Berulang: Pelajaran dari MU 2012–2013

    Pep Guardiola pernah mengungkap bahwa ketergantungan ekstrem pada satu pemain bukan hal baru di Premier League. Musim 2012–2013, Manchester United nyaris bergantung pada Robin van Persie yang mencetak 26 gol. Namun kala itu Wayne Rooney (27 gol) dan Javier “Chicharito” Hernández (12 gol) turut berkontribusi dua digit gol. City musim ini tak menikmati cadangan serupa: ketiadaan jaminan kontribusi lebih dari satu digit oleh pemain lain membuat tim rentan saat Haaland kehilangan sentuhan.

    Tantangan Guardiola: Strategi Kedua dan Rotasi

    Dengan beban produktivitas terpusat pada Haaland, Pep dihadapkan pada tugas berat: mengembangkan alur serangan alternatif. Beberapa opsi taktis yang bisa diadaptasi:

  • Menggeser posisi Gelandang Serang ke area final third untuk ikut membantu penyelesaian akhir.
  • Meningkatkan keterlibatan sayap dalam penetrasi, memancing bek lawan melebar lalu membuka ruang bagi Haaland.
  • Rotasi pemain penyerang cadangan—misalnya menurunkan Julian Alvarez atau menguji Ollie Watkins—untuk menciptakan tekanan berbeda.
  • Skenario Absen Haaland: Siapkan Rencana Darurat

    Waktu istirahat mendatang bisa jadi percobaan nyata. Jika Haaland absen akibat cedera minor atau dikorbankan demi Piala Dunia Antarklub, City harus:

  • Memaksimalkan skema false nine—mungkin memposisikan Foden lebih tinggi untuk menahan bek tengah.
  • Menambah intensitas pressing sejak lini tengah, memaksa turnover lebih dekat ke kotak penalti lawan.
  • Mengoptimalkan bola mati: City kerap mengumpulkan banyak tendangan sudut—manfaatkan Haaland dan bek tangguh sebagai ancaman di kotak.
  • Momentum Penting Menjelang Akhir Musim

    Kemenangan atas Bournemouth adalah sinyal bahwa Haaland siap menggedor pertahanan kelas atas secara konsisten. Tetapi, Man City tak boleh terlena. Dengan selisih poin tipis dari Arsenal, setiap laga sisa adalah final. Haaland tetap ujung tombak, namun masa depan gelar juara bergantung pada bagaimana Pep dan rekan-rekannya mampu meredam tekanan saat peran utama Haaland sedikit terganggu.

    Exit mobile version