Gila! Petani Boyolali Raup Untung Miliaran dari SRP – Ini Rahasianya!

Boyolali, Warta Express – Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kian menunjukkan keberhasilan dalam mengimplementasikan pertanian padi berkelanjutan melalui program Sustainable Rice Platform (SRP). Diinisiasi organisasi internasional Rikolto, SRP dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas beras sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Sejak digulirkan bekerja sama dengan Aliansi Petani Padi Organik Boyolali (APPOLI), Asosiasi Petani Organik Boyolali (APOB), dan Koperasi Tani Pangan Lestari (KTPL), hasil panen petani setempat melonjak, sementara biaya operasional turun.

Latar Belakang Program SRP di Boyolali

Rikolto memiliki rekam jejak lebih dari lima dekade bermitra dengan petani di berbagai negara. Di Indonesia, Rikolto menjalin kemitraan dengan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) dan organisasi petani lokal di Boyolali. Tujuannya mengadopsi standar SRP—yang meliputi 41 kriteria mulai dari praktik budi daya hingga kesehatan lahan—ke dalam kearifan pertanian tradisional.

Hasil Kunjungan Lapangan 6–8 Oktober 2025

Pada 6–8 Oktober lalu, tim Rikolto bersama KRKP mengunjungi tiga lokasi demplot di Boyolali dan Klaten. Fokus utama adalah lahan percontohan Poktan Kridomulyo di Desa Pojok, Kecamatan Nogosari. Beberapa temuan penting meliputi:

  • Catatan panen rata-rata 7,2 ton gabah kering panen (GKP) per hektare, naik 20% dibanding metode konvensional.
  • Efisiensi pemupukan meningkat 25% berkat analisis kebutuhan nutrisi lahan.
  • Pengendalian hama alami menurunkan penggunaan insektisida kimia hingga 40%.

Metode Legowo dan Pengamatan Tinggi Tanaman

Salah satu kunci sukses adalah penerapan sistem tanam jajar legowo, yang menyisakan saluran 1:4 antara anakan. Keuntungan utamanya:

  • Distribusi cahaya matahari lebih merata ke anakan padi.
  • Mempermudah akses pestisida nabati dan pupuk organik.
  • Mendukung drainase air sehingga mengurangi risiko penyakit tular tanah.

Selain itu, petani dilatih melakukan pengamatan tinggi tanaman setiap dua minggu untuk menentukan dosis pemupukan dan jadwal penyiangan gulma. Dengan memanfaatkan drone sederhana, data pertumbuhan bisa dikirim ke tim Rikolto untuk analisis lebih lanjut.

Peran Demplot Poktan Kridomulyo

Demplot (demo plot) Poktan Kridomulyo menjadi “laboratorium hidup” bagi petani. Di sinilah berbagai teknik diuji coba, seperti:

  • Penerapan zat pengatur tumbuh berbasis ekstrak daun kersen untuk memperkuat batang padi.
  • Penggunaan pupuk hayati dari mikroba pelarut fosfat untuk meningkatkan ketersediaan hara.
  • Rotasi tanaman kacang hijau sebagai tanaman sela untuk memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan

Menurut Senen Wahyudi, Ketua Poktan Kridomulyo, pendampingan SRP membuat petani merasakan dua keuntungan sekaligus:

  • Ekonomi: omset panen naik hingga Rp18 juta per hektare per musim tanam, setelah dikurangi biaya operasional.
  • Lingkungan: emisi metana berkurang 15% akibat pengelolaan irigasi terintegrasi dan penggunaan pupuk organik.

Kepala Desa Pojok, Fitriyanto, menambahkan bahwa antusiasme petani semakin tinggi. “Mereka kini mampu merencanakan tanam hingga panen dengan perhitungan ilmiah, bukan berdasarkan insting semata,” ujarnya.

Skala Keanggotaan dan Dampak Luas

Hingga Oktober 2025, lebih dari 1.800 petani tergabung dalam APOB, yang memproduksi beras organik bersertifikat SRP. Sementara itu, KTPL telah menyalurkan benih unggul dan pupuk organik ke 15 desa di Boyolali dan Klaten. Data ringkas keanggotaan:

  • APPOLI: 900 anggota petani organik.
  • APOB: 1.800 anggota, mencakup wilayah ekspansi ke Sukoharjo.
  • KTPL: 1.200 anggota, fokus pada distribusi sarana pertanian.

Tantangan dan Rencana Ke Depan

Meski sukses awal menggembirakan, sejumlah tantangan masih menanti:

  • Akses Pasar Premium: butuh kerja sama lebih erat dengan eksportir untuk memastikan harga jual beras SRP kompetitif.
  • Infrastruktur Pengeringan: pengembangan gudang pengeringan berskala komunitas untuk menghindari penurunan kualitas gabah saat hujan tiba.
  • Skema Pembiayaan: memfasilitasi kredit mikro bagi petani pemula agar bisa segera membeli sarana budidaya SRP.

Rikolto dan KRKP berencana memperluas demplot ke wilayah dataran tinggi seperti Kopeng dan Delanggu demi menguji adaptasi SRP pada perubahan iklim ekstrem.

Rekomendasi untuk Petani dan Pemangku Kebijakan

Berdasarkan temuan lapangan, Warta Express merekomendasikan:

  • Pemerintah desa mendukung pelatihan SRP dengan anggaran desa untuk fasilitas lapangan.
  • Bank lokal menyediakan skema kredit dengan bunga ringan untuk investasi infrastruktur pertanian berkelanjutan.
  • Perusahaan pangan membeli gabah SRP dengan premi harga untuk mempercepat adopsi di kalangan petani kecil.

Dengan kolaborasi multi-pihak—antara petani, pemerintah, LSM, dan sektor swasta—Boyolali berpeluang menjadi pusat unggulan pertanian padi berkelanjutan di Jawa Tengah, bahkan nasional.