PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat perbaikan kinerja signifikan pada semester I–2025 berkat dukungan strategis dari BPI Danantara. Meskipun masih menghadapi tantangan pasca-perlindungan kewajiban publik (PKPU) dan jumlah armada operasional yang menyusut, maskapai nasional ini berhasil meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pendapatan per pesawat.
BPI Danantara: Penopang Utama Transformasi
Peran BPI Danantara sebagai investor dan mitra strategis memungkinkan Garuda mengakses pembiayaan, pembaharuan armada, dan penataan struktur keuangan. Menurut Direktur Utama Wamildan Tsani, dukungan ini menjadi katalisator bagi serangkaian langkah perbaikan operasional:
- Penyediaan dana untuk perawatan lima pesawat Airbus A320 Citilink yang sebelumnya grounded.
- Konsolidasi utang jangka panjang untuk memperingan beban bunga.
- Penguatan manajemen aset melalui alih kepemilikan dan sewa balik (sale and lease back).
Produktivitas Meningkat Meski Armada Berkurang
Di tengah beban perawatan armada pasca-PKPU, Garuda Indonesia Group justru mencatat produktivitas lebih tinggi. Data semester pertama 2025 menunjukkan:
- Rata-rata pendapatan per pesawat naik 1,3% menjadi US$15,88 juta (Januari–Juni 2025).
- Citilink, anak perusahaan berbiaya rendah, mencatat pertumbuhan pendapatan per pesawat sebesar 4,4%, mencapai US$11,47 juta.
- Meski jumlah pesawat operasional menurun, utilisasi jam terbang pesawat naik hingga 7%.
Lonjakan Pendapatan Charter dan Pengetatan Beban Usaha
Pendapatan dari layanan penerbangan charter tumbuh pesat, meningkat 15,66% menjadi US$205,84 juta. Garuda juga berhasil menekan total beban usaha dari US$1,53 miliar menjadi US$1,50 miliar melalui:
- Optimalisasi rute penerbangan dengan permintaan tinggi.
- Penyusunan ulang jadwal pemeliharaan untuk mengurangi downtime pesawat.
- Negosiasi ulang kontrak bahan bakar dan suku cadang dengan pemasok.
Tantangan Profitabilitas dan Kewajiban Jangka Panjang
Walaupun tren pendapatan positif, profitabilitas masih menjadi tantangan. Kewajiban keuangan jangka panjang pasca-restrukturisasi masih memberi tekanan, terutama:
- Biaya sewa pesawat yang tinggi akibat grounding dan pencadangan suku cadang.
- Bagian beban bunga yang masih signifikan pada laporan laba-rugi.
- Armada tidak operasional yang harus tetap menanggung asuransi dan biaya penyimpanan.
Aktivasi Kembali Armada Airbus A320 Citilink
Untuk memperkuat kapabilitas operasional, Garuda dengan dukungan Danantara berhasil mengaktifkan kembali lima unit Airbus A320 Citilink pada awal Oktober 2025. Rencana ke depan mencakup:
- Penambahan hingga 15 armada Citilink yang direstorasi sebelum akhir 2025.
- Pelatihan teknisi dan mekanik untuk memastikan kesiapan operasional armada.
- Peningkatan frekuensi rute domestik prioritas seperti Jakarta–Surabaya dan Jakarta–Denpasar.
Restrukturisasi Rute dan Fokus pada Profitabilitas
Garuda melancarkan program restrukturisasi rute untuk mengonsolidasikan operasional penerbangan. Langkah-langkah utama:
- Menutup rute dengan load factor di bawah 70% dalam tiga bulan terakhir.
- Mengoptimalkan rute internasional dengan potensi pasar tinggi, seperti Jakarta–Singapura dan Jakarta–Tokyo.
- Menambah frekuensi pada penerbangan charter untuk segmen korporasi dan perjalanan insentif.
Target Posisi Ekuitas Positif pada Akhir 2025
Dengan menggerakkan semua strategi perbaikan—mulai aktivasi armada, efisiensi biaya, hingga penataan utang—Garuda Indonesia Group menargetkan dapat memperbaiki posisi ekuitas menjadi positif pada akhir tahun. Key Performance Indicators (KPI) yang diukur meliputi:
- Return on Equity (RoE) minimal 5% di Q4–2025.
- Debt-to-Equity Ratio (DER) turun di bawah 2,0x.
- EBITDA margin meningkat di atas 15%.
Dampak bagi Industri Penerbangan Nasional
Kinerja Garuda yang membaik memiliki dampak luas bagi ekosistem penerbangan Indonesia:
- Meningkatkan kepercayaan investor di sektor maskapai nasional.
- Mendukung pertumbuhan pariwisata lewat konektivitas yang lebih baik.
- Menjadi benchmark bagi maskapai swasta dan LCC dalam hal efisiensi biaya.
Dengan dorongan penuh dari Danantara dan implementasi perbaikan yang konsisten, Garuda Indonesia diharapkan dapat kembali menjadi kebanggaan bangsa dan motor penggerak industri penerbangan di Asia Tenggara.