Tragedi Ledakan Amunisi Afkir di Garut: Kronologi Singkat
Pada Senin pagi, 12 Mei 2025, terjadi ledakan dahsyat di lokasi pemusnahan amunisi tidak layak pakai milik TNI Angkatan Darat di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ledakan yang berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB itu menewaskan 13 orang—gabungan anggota TNI dan warga sipil yang ikut dalam proses pemusnahan. Sejumlah korban mengalami luka bakar dan trauma akibat hempasan gelombang ledakan, sehingga ditangani dengan perawatan intensif di rumah sakit terdekat.
Tuntutan Adukan DPR RI kepada Polri dan TNI
Anggota Komisi III DPR RI dari daerah pemilihan Garut, Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya, Lola Nelria Oktavia, menyampaikan duka mendalam atas peristiwa ini. Selaku wakil rakyat, ia meminta agar:
- Penyelidikan dilakukan secara transparan dan berkeadilan, tanpa intervensi politik.
- Polri dan TNI membuka akses informasi kepada publik mengenai langkah-langkah penanganan ledakan.
- Evaluasi menyeluruh dilakukan pada prosedur keamanan dan standar operasional pemusnahan amunisi.
- Pemberian kompensasi dan jaminan perawatan maksimal bagi keluarga korban dan para penyintas luka.
“Kita tidak boleh buru-buru berspekulasi. Investigasi yang adil akan memastikan akar penyebabnya terungkap dan langkah perbaikan bisa diterapkan,” tegas Lola saat ditemui wartawan di Gedung Nusantara, Senin sore.
Faktor Keamanan dan Standar Operasional
Lokasi yang digunakan untuk pemusnahan amunisi afkir di Garut disebut rutin dipakai oleh TNI AD. Namun ledakan ini menunjukkan adanya potensi celah dalam:
- Manajemen inventaris—pendataan dan pemisahan amunisi rusak belum optimal.
- Protokol pemusnahan—penggunaan metode peledakan terkendali mungkin tidak sesuai SOP terbaru.
- Sarana-prasarana—jarak aman, penghalang gelombang ledakan, dan lokasi pengawasan perlu ditingkatkan.
Beberapa sumber internal mengungkap bahwa sebelum ledakan, sejumlah pekerja sempat mengeluhkan kondisi peralatan dan area yang mulai aus. Namun, laporan tersebut belum sempat ditindaklanjuti sebelum tragedi terjadi.
Langkah Cepat dan Bantuan untuk Korban
Guna mencegah korban tambahan, TNI dan Polri segera:
- Mengevakuasi korban ke fasilitas kesehatan di Garut dan Tasikmalaya.
- Memastikan keluarga korban mendapat akses informasi mengenai kondisi medis dan prosedur santunan.
- Mengamankan lokasi untuk olah TKP oleh tim bidik kriminal.
Selain tindakan medis, pemerintahan daerah Garut juga menyiapkan:
- Tempat penampungan sementara bagi keluarga korban.
- Layanan psikologis gratis untuk mengatasi trauma pasca-ledakan.
- Forum komunikasi dengan pemerintah pusat untuk percepatan bantuan finansial.
Pentingnya Transparansi dalam Setiap Tahap Investigasi
Lola Nelria Oktavia menegaskan bahwa keberhasilan investigasi ditentukan oleh keterbukaan data dan fakta:
- Publik berhak tahu temuan awal dan kemajuan penyelidikan.
- Pihak-pihak terkait harus memberikan laporan rutin ke parlemen dan media.
- Hasil autopsi, forensik ledakan, dan evaluasi SOP harus dipublikasikan agar masyarakat memperoleh kepastian hukum.
“Transparansi akan memulihkan kepercayaan publik dan mencegah rumor yang dapat memperburuk situasi,” ujar politikus perempuan ini.
Rekomendasi DPR dan Pemerintah Daerah
Dalam rapat kerja gabungan Komisi III dan Pemda Garut, beberapa rekomendasi disusun:
- Revisi SOP Pemusnahan Amunisi berdasarkan standar internasional (NATO Safety Principles).
- Pembangunan fasilitas pemusnahan modern dengan perlindungan gelombang ledakan (blast wall) dan sistem pemantauan drone.
- Peningkatan pelatihan bagi personel TNI dan operator teknis mengenai prosedur darurat saat kegagalan peledakan.
- Pembentukan gugus tugas bersama DPR, TNI, Polri, dan Pemda untuk monitoring berkala.
Harapan Memperbaiki Sistem Nasional
Tragedi Garut diharapkan menjadi momentum perubahan menyeluruh dalam manajemen amunisi negara. Warta Express akan terus memantau proses investigasi dan implementasi rekomendasi dewan, demi memastikan keamanan masyarakat dan mencegah peristiwa serupa terjadi di wilayah lain.