Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) resmi meluncurkan Proyek Penanganan Sampah Plastik di Sungai yang dimulai di Kota Surabaya. Kerja sama ini bertujuan mencegah sampah plastik masuk ke perairan laut Indonesia dengan mengadopsi teknologi dan skema pendanaan dari UEA, melalui kemitraan UNDP Indonesia dan Clean Rivers Ltd. Program tiga tahun ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat sinergi lintas lembaga pemerintahan, organisasi masyarakat, serta komunitas setempat dalam upaya penanganan sampah sungai.
Latar Belakang dan Gambaran Umum Proyek
Surabaya dipilih sebagai kota pilot karena memiliki laju timbulan sampah yang tinggi dan kondisi aliran sungai kritis, terutama di Kali Tebu. Tiap hari, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo mampu menampung sekitar 1.530 ton sampah, sementara perkiraan timbulan harian mencapai 1.810 ton. Artinya terdapat selisih hampir 300 ton yang harus diatasi melalui pendekatan alternatif seperti bank sampah, pengelolaan sampah organik, serta kolaborasi dengan kelompok masyarakat.
Skema Kemitraan UNDP dan Clean Rivers Ltd.
UNDP Indonesia berperan sebagai fasilitator kebijakan dan koordinasi nasional, sedangkan Clean Rivers Ltd.—berbasis di Abu Dhabi—menghadirkan teknologi pembersihan sungai berbasis floating booms dan conveyor belt yang dipasang di rute aliran sungai untuk menangkap sampah plastik. Pendanaan proyek ini sepenuhnya didukung oleh Pemerintah UEA, dengan alokasi anggaran untuk pembelian peralatan, pelatihan tenaga lokal, dan monitoring berbasis data.
Fase Pelaksanaan Selama Tiga Tahun
- Tahun Pertama (2025) – Pemasangan dan uji coba alat penangkap sampah di titik-titik strategi Kali Tebu; pelatihan operator lokal; koordinasi awal dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
- Tahun Kedua (2026) – Ekspansi peralatan ke aliran sungai lain di wilayah Surabaya; integrasi sistem data dengan aplikasi pemantauan (dashboard online); kampanye edukasi ke sekolah dan komunitas.
- Tahun Ketiga (2027) – Evaluasi capaian pengurangan sampah plastik; publikasi best practices; persiapan replikasi model ke kota lain melalui perjanjian internasional.
Pernyataan Pejabat Terkait
Rofi Alhanif, Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, menyatakan bahwa program ini merupakan salah satu upaya kolaboratif bersama, “Selain penanganan sampah sungai, kami juga melaksanakan pendekatan circular economy dan kerja sama dengan kelompok masyarakat. Sinergi ini menjadi kekuatan utama untuk mencapai target reduction leak into sea.”
Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, menambahkan bahwa peran masyarakat sangat penting, “Dengan adanya floating boom dan conveyor belt, ditambah peran aktif warga di bantaran Kali Tebu, penanganan sampah akan lebih maksimal. Kami juga mendorong pembentukan bank sampah lokal untuk mengurangi beban TPA Benowo.”
Peran Komunitas dan Inovasi Berbasis Masyarakat
Dalam rangka integrasi penanganan sampah, tim Clean Rivers dan UNDP bersama Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) mengunjungi Gerakan Sedekah Sampah (GRADASI) di Kelurahan Balas Klumprik. GRADASI mempraktikkan pengumpulan sampah rumah tangga ringan, kemudian menukarkannya dengan sembako atau voucher belanja. Model ini terbukti meningkatkan kesadaran warga sekaligus memperkaya material baku daur ulang.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Beberapa kendala yang diantisipasi :
- Penegakan regulasi terkait larangan pembuangan sampah ke sungai yang masih lemah di beberapa daerah.
- Bantuan infrastruktur yakni kurangnya fasilitas pengomposan untuk sampah organik dan bank sampah terintegrasi.
- Perubahan perilaku masyarakat yang membutuhkan waktu untuk beralih ke pola konsumsi ramah lingkungan.
Di sisi lain, proyek ini membuka peluang :
- Replikasi model penanganan sampah sungai ke kota-kota pesisir lain di Indonesia.
- Kemitraan dengan sektor swasta untuk pembiayaan berkelanjutan dan inovasi teknologi lokal.
- Peningkatan ekoturisme Sungai Surabaya sebagai destinasi ramah lingkungan.
Monitoring dan Pelaporan Capaian
Setiap tiga bulan, Clean Rivers Ltd. akan menerbitkan laporan terperinci tentang jumlah sampah yang tertangkap, kondisi kualitas air sungai, dan efektivitas kolaborasi lintas lembaga. Data ini dapat diakses publik melalui dashboard UNDP Indonesia, sehingga transparansi dan akuntabilitas terjaga.
Dengan peluncuran proyek ini, Indonesia memperkuat komitmen globalnya untuk menjaga kelestarian lingkungan laut. Langkah awal di Surabaya diharapkan menjadi contoh sukses bagi pengelolaan sampah sungai di seluruh nusantara, selaras dengan visi pemerintah untuk mencapai ecosystem resilience dan sustainable development goals (SDGs) di bidang lingkungan.