Tim review SEA Games 2025 akhirnya menutup proses seleksi setelah penilaian ketat terhadap cabang olahraga (cabor), jumlah atlet, hingga target medali yang akan dibawa ke Thailand. Keputusan ini menegaskan satu hal: Kontingen Indonesia akan dikirim dengan komposisi atlet terbaik yang diharapkan mampu mewujudkan target ambisius Kemenpora, yakni 80 medali emas. Dari proses yang saya amati, ada beberapa poin kunci yang menjelaskan mengapa tim review optimistis dan apa yang mesti dipersiapkan agar target itu realistis dan terukur.
Proses penilaian: ketat dan berbasis data
Tim review bukan sekadar membuat daftar berdasarkan nama besar. Mereka turun langsung ke pelatnas, berdialog dengan pelatih, mengamati performa latihan, dan mengkaji hasil kompetisi internasional terbaru. Pendekatan ini memastikan bahwa hanya atlet yang siap secara performa, mental, dan kondisi fisik yang dipilih. Del Asri, anggota tim review, menegaskan bahwa prosesnya transparan dan melibatkan komunikasi intens dengan masing‑masing cabor untuk mencapai kesepakatan bersama soal target.
Target 80 emas: ambisi atau strategi?
Angka 80 emas yang diumumkan Menpora Erick Thohir memang tinggi, namun bukan sekadar angka arbitrer. Target ini lahir dari agregasi potensi medali tiap cabor setelah melalui proses verifikasi: capaian historis, perkembangan performa sepanjang 2024–2025, hingga persaingan regional di Asia Tenggara. Tim review memilih sikap realistis tapi tetap menantang—memotivasi tim agar tidak puas dengan status quo.
Peran Kemenpora, KONI, dan KOI: sinergi diperlukan
Kesepahaman antara Kemenpora, KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), dan KOI (Komite Olimpiade Indonesia) menjadi kunci. Dari pengumuman terlihat bahwa semua pihak sepakat bahwa target bukan sekadar urusan jumlah, melainkan bagian dari roadmap menuju prestasi yang lebih besar (Asian Games, Olimpiade). Sinergi ini mencakup pendanaan, fasilitas latihan, penjadwalan kompetisi uji coba, serta dukungan manajemen untuk menjaga kebugaran dan kesiapan mental atlet.
Fokus pada cabor unggulan dan pembagian sumber daya
Strategi realistis menuntut prioritisasi. Tim review melakukan alokasi sumber daya—pelatih, program pemusatan latihan, sparing, serta logistik—ke cabor yang memiliki peluang besar mendulang emas. Ini termasuk cabang tradisional yang selama ini menjadi andalan Indonesia, namun juga cabang yang menunjukkan perkembangan pesat. Pentingnya dukungan spesifik ini adalah untuk memastikan bahwa investasi pelatihan memberikan ROI kompetitif pada tanggal pertandingan.
Motivasi psikologis: target sebagai pemicu performa
Del Asri berharap target 80 emas berfungsi sebagai pemacu. Target yang jelas mampu meningkatkan fokus atlet dan tim pelatih. Namun, penting pula bahwa target tidak menjadi beban psikologis yang kontraproduktif. Manajemen performa harus mencakup pendampingan mental—sport psychologist, rutinitas pemulihan mental, dan penjadwalan yang mencegah overtraining menjelang kompetisi.
Langkah operasional menjelang keberangkatan
Risiko yang harus diantisipasi
Beberapa faktor bisa mengganggu realisasi target: cedera kunci, kondisi cuaca di lokasi pertandingan, penundaan logistik, atau underperformance mendadak. Untuk itu, tim review menyiapkan rencana mitigasi: buffer atlet cadangan, dukungan medis terintegrasi, dan skenario logistik alternatif. Keberhasilan bukan hanya soal atlet terbaik, tetapi juga set sistem pendukung yang solid.
Evaluasi berkelanjutan: dari SEA Games ke level lebih tinggi
Yang menarik dari pendekatan tim review adalah orientasi jangka panjang. Hasil SEA Games akan dievaluasi untuk membentuk persiapan menuju Asian Games dan Olimpiade. Artinya, pembelajaran dari tiap pertandingan—baik sukses maupun kegagalan—akan diolah sebagai bahan perbaikan sistemik: pengembangan talenta, metode latihan, hingga kebijakan pendanaan olahraga nasional.
Harapan dan tekanan publik
Target tinggi selalu menarik perhatian publik dan media. Di satu sisi, tekanan bisa menjadi motivator; di sisi lain, ekspektasi berlebih rawan memicu kritik jika hasil tak sesuai. Oleh karena itu, komunikasi publik yang jujur dan terukur dari Kemenpora dan KONI penting agar masyarakat memahami konteks target dan proses panjang di belakangnya.
Indikator sukses
Dengan persiapan matang, dukungan berlapis, dan pendekatan berbasis data, target 80 emas bukan sekadar mimpi. Namun realisasi akhir tetap bergantung pada hari‑H, kondisi tak terduga, dan seberapa baik tim nasional mengubah tekanan menjadi performa. Bagi Indonesia, SEA Games 2025 adalah momentum untuk menunjukkan bahwa strategi jangka panjang dan evaluasi ketat bisa menghasilkan prestasi yang berkelanjutan.
