Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan lonjakan signifikan dalam jumlah dan nilai transaksi aset kripto pada Mei 2025. Investor aset kripto di Indonesia kini mencapai 14,78 juta orang, naik 4,38 persen dibanding bulan sebelumnya, sementara nilai transaksi menembus Rp 49,57 triliun. Melihat angka ini, tak heran jika banyak masyarakat yang mendadak merasakan sensasi “sultan” berkat keuntungan kilat dari mata uang digital. Namun, di balik keuntungan besar, tersimpan juga risiko yang wajib diketahui setiap calon investor.
Pertumbuhan Peserta dan Nilai Transaksi
OJK mencatat pertumbuhan jumlah investor kripto yang cukup cepat:
- Mei 2025: 14,78 juta investor, naik 4,38 % secara bulanan.
- Nilai transaksi: Rp 49,57 triliun, mencerminkan tingginya aktivitas trading harian.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa selama bulan Mei, rata-rata per hari investor melakukan transaksi senilai lebih dari Rp 1,6 triliun. Lonjakan tersebut didorong antusiasme pasar, munculnya token baru, serta kemudahan akses melalui aplikasi trading di smartphone.
Fenomena “Sultan Dadakan” dari Kripto
Istilah “sultan dadakan” muncul karena beberapa trader kripto berhasil mencetak profit berlipat dalam waktu singkat, misalnya membeli Bitcoin atau Ethereum saat koreksi lalu menjual saat rebound. Faktor-faktor pemicu gelombang keuntungan cepat meliputi:
- Volatilitas tinggi: pergerakan harga aset kripto bisa mencapai puluhan persen dalam hitungan jam.
- Pump and dump: koordinasi kelompok kecil mengerek harga token tertentu kemudian melepasnya secara bersamaan.
- Pengumuman proyek baru: listing di bursa terkemuka atau rencana kolaborasi besar kerap memicu lonjakan harga.
Bagi sebagian orang, momentum ini menjadi kesempatan “sultan” mendadak, tetapi kesuksesan itu tidak selalu bertahan lama tanpa pengetahuan dan strategi yang tepat.
Risiko Utama Investasi Kripto
Meningkatnya jumlah investor kripto menuntut kewaspadaan tinggi karena beberapa risiko besar:
- Volatilitas ekstrem: keuntungan 20 % dalam sehari bisa diikuti kerugian serupa atau lebih parah di hari berikutnya.
- Keamanan platform: serangan peretasan atau phishing bisa menguras saldo jika pengguna kurang hati-hati.
- Regulasi belum matang: meski OJK mengawasi, perubahan regulasi mendadak berpotensi mempengaruhi harga dan akses transaksi.
- Likuiditas terbatas: sejumlah token baru mungkin sulit dijual cepat tanpa memengaruhi harga pasar.
- Kurangnya edukasi: banyak investor terjun langsung tanpa memahami mekanisme blockchain dan smart contract.
Penting untuk menyadari bahwa investasi kripto bukanlah “serius tapi santai”; kesalahan kecil dapat berujung pada kehilangan modal secara signifikan.
Upaya Edukasi dan Literasi Aset Kripto
Untuk meredam risiko tersebut, beberapa platform aktif menggelar program edukasi. Salah satunya, Pintu – aplikasi aset kripto lokal – meluncurkan “Pintu Goes to Office” bekerja sama dengan Cermati Fintech Group. Chief Marketing Officer Pintu, Timothius Martin, menegaskan:
- “Kami akan terus mengambil peran dalam edukasi dan literasi melalui berbagai saluran, digital maupun offline.”
Program ini membahas teknis investasi, analisis fundamental token, hingga manajemen risiko. Direktur Cermati Invest, Darwin Soesanto, menyambut baik langkah tersebut, berharap kolaborasi dapat berlanjut demi menciptakan investor kripto yang lebih paham dan bertanggung jawab.
Tips Berinvestasi Kripto dengan Bijak
Bagi yang tertarik memanfaatkan peluang kripto, beberapa langkah berikut dapat membantu meminimalkan risiko:
- Mulai dari kecil: alokasikan dana yang siap hilang tanpa mengganggu kebutuhan sehari-hari.
- Belajar dasar: pahami konsep blockchain, whitepaper proyek, dan tokenomics sebelum membeli.
- Gunakan platform tepercaya: pilih bursa atau aplikasi terdaftar di OJK untuk keamanan transaksi dan kepatuhan regulasi.
- Kelola risiko: terapkan stop-loss, take-profit, dan diversifikasi portofolio ke beberapa aset berbeda.
- Simpan private key secara aman: pertimbangkan hardware wallet (cold wallet) untuk aset kripto jangka panjang.
- Pantau regulasi: ikuti perkembangan peraturan lokal dan global agar tidak terkejut oleh kebijakan baru.
- Ikuti komunitas: diskusi di forum atau grup Telegram dapat memberikan insight tambahan dan peringatan dini.
Dengan pendekatan edukasi dan manajemen risiko yang tepat, masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan potensi pertumbuhan aset kripto tanpa terjebak dilema “sultan dadakan” yang menyesakkan kantong.