Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) melaporkan peningkatan jumlah korban jiwa akibat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara. Per Sabtu, 13 Desember 2025 pukul 17.00 WIB, total korban meninggal tercatat 348 orang, naik satu dari laporan sebelumnya. Data ini menunjukkan skala dampak yang luas dan penyebaran korban di banyak kabupaten/kota, menuntut respons yang terkoordinasi dan cepat.
Distribusi korban menurut kabupaten/kota
Persebaran korban mencerminkan bagaimana bencana (banjir, longsor, atau kombinasi keduanya) menimpa wilayah yang heterogen — dari daerah pesisir hingga pegunungan. Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Sibolga menjadi episentrum kerusakan dan kehilangan nyawa menurut data sementara Pusdalops PB.
Data sementara dan dinamika pelaporan
Pusdalops PB menegaskan bahwa angka 348 adalah data sementara yang diterima hingga waktu pelaporan. Laporan akhir masih bergantung pada input lapangan dan konfirmasi dari tiap BPBD kabupaten/kota. Faktor yang memengaruhi dinamika angka antara lain:
Tindakan penanganan yang sedang berjalan
Sejumlah upaya darurat telah diintensifkan: pencarian dan pertolongan (SAR), distribusi logistik, pelayanan medis darurat, dan pengaturan tempat penampungan sementara. BPBD provinsi bersama dinas kesehatan dan relawan lokal terus berkoordinasi dengan Pusdalops PB untuk menyalurkan bantuan ke titik-titik terdampak.
Implikasi sosial dan ekonomi lokal
Tingginya jumlah korban jiwa bukan satu-satunya dampak: bencana juga memporak-porandakan infrastruktur, rumah, ladang, dan mata pencaharian masyarakat. Distribusi bantuan harus mempertimbangkan kebutuhan pemulihan ekonomi jangka menengah, termasuk dukungan untuk petani, nelayan, dan pedagang yang kehilangan sumber penghasilan.
Koordinasi antar-pemangku kepentingan
Penanganan darurat menuntut koordinasi antar BPBD, Pusdalops PB, TNI/Polri, dinas kesehatan, relawan, LSM, serta dukungan logistik dari pemerintah pusat. Pemprov Sumatera Utara bersama pemerintah kabupaten/kota diminta mempercepat validasi data korban, inventarisasi kebutuhan, dan perencanaan pemulihan.
Pentingnya akses informasi dan mitigasi jangka panjang
Peristiwa ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana: sistem peringatan dini, penataan ruang yang mempertimbangkan potensi longsor/banjir, serta edukasi masyarakat. Pemulihan juga harus disertai langkah mitigasi untuk mengurangi risiko terulangnya tragedi serupa.
Pusdalops PB menyatakan akan terus memperbarui data dan informasi penanganan. Warta Express akan memantau perkembangan situasi, konfirmasi data resmi, serta laporan kebutuhan bantuan di lapangan untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi akurat dan upaya koordinasi bantuan yang efektif.
