Mengejutkan! Israel Dituding Selundupkan Drone Mini ke Iran Lewat Azerbaijan, Baku Geram!

Iring-iringan klaim baru mencuat antara Iran dan Israel setelah Teheran menuduh adanya penyelundupan micro air vehicle (MAV) — drone berukuran sangat kecil — yang digunakan dalam serangan udara selama 12 hari konflik Juni lalu. Iran menuding drone mungil itu masuk ke wilayahnya melalui negara tetangga, utamanya Azerbaijan, memicu kemarahan diplomatik di Baku.

Kronologi konflik dan kemunculan drone mungil

Serangan udara Israel ke Iran berlangsung sejak 13 Juni 2025, tanpa ada deklarasi perang resmi. Dalam rentang waktu hampir dua pekan, sejumlah fasilitas strategis dan nonmiliter di Teheran dan provinsi Esfahan menjadi sasaran. Berikut garis waktu singkat:

  • 13–20 Juni: Israel menyerang instalasi minyak dan depot logistik Iran, menewaskan puluhan warga sipil.
  • 24 Juni: Disepakati gencatan senjata sementara, namun beberapa serangan isolasi masih terjadi.
  • 28 Juni: Teheran mengumumkan penyelidikan intelijen atas masuknya ribuan MAV via jalur teritorial Azerbaijan.
  • Jenis MAV yang digunakan berkisar pada drone seberat kurang dari 2 kg, dilengkapi kamera kecil dan muatan peledak mini. Keunggulan utamanya adalah sulit dideteksi radar konvensional dan mampu terbang rendah di sela ketinggian sipil.

    Teknologi MAV dan keuntungannya bagi operasi militer

    Drone mikro memiliki karakteristik teknis sebagai berikut:

  • Dimensi kompak (panjang 30–50 cm) dan bobot ringan (< 2 kg), memudahkan penyelundupan melalui kendaraan sipil.
  • Durasi terbang mencapai 60–90 menit dengan baterai LiPo high-density.
  • Kontrol jarak jauh via gelombang radio-band lebar, jangkauan efektif hingga 10 km.
  • Muatan muatan ledakan kecil (50–100 gram TNT), cukup untuk merusak infrastruktur ringan seperti gudang atau gardu listrik.
  • Karena siluet sekecil burung, MAV ini ideal untuk misi infiltration-strike dengan presisi tinggi tanpa perlu mengerahkan jet tempur besar.

    Pernyataan resmi Iran: investigasi dan diplomasi

    Mehdi Sobhani, Duta Besar Iran untuk Armenia, menyampaikan klaim tersebut kepada Mehr News (28/6/2025) :

  • “Kami menerima data intelijen yang menunjukkan beberapa MAV menyusup lewat tetangga. Ini mendorong panggilan investigasi serius ke Baku.”
  • “Setelah hasil penyelidikan jelas, kami akan menentukan langkah balasan yang tepat.”
  • “Azerbaijan telah berjanji tidak akan membiarkan wilayahnya dipakai untuk aksi militer melawan kami.”
  • Pernyataan ini menjadi buntut dari pembicaraan telepon antara Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, di mana Aliyev menegaskan komitmen terhadap kedaulatan Iran dan menolak klaim penggunaan udara Azerbaijan oleh Israel.

    Bantahan keras Pemerintah Azerbaijan

    Kementerian Luar Negeri Azerbaijan merilis pernyataan resmi sebagai berikut:

  • Menolak “klaim provokatif dan tak berdasar” tentang penggunaan wilayah Azerbaijan oleh Israel.
  • Menegaskan kontrol penuh atas wilayah udara, termasuk radar pantau 24/7 di sepanjang perbatasan.
  • Mengutuk upaya menggiring opini publik yang merusak kerjasama bilateral.
  • Baku menegaskan bahwa setiap pelanggaran kedaulatan akan ditindak tegas sesuai hukum internasional, sambil membuka kerjasama intelijen untuk memastikan transparansi di kawasan.

    Temuan bengkel perakitan drone di Esfahan

    Beberapa hari lalu, aparat keamanan Provinsi Esfahan menggeledah sebuah bengkel ilegal yang diduga merakit MAV untuk operasi militer. Rinciannya:

  • Lokasi: pinggiran kota Esfahan, workshop tersembunyi dalam gudang tua.
  • Barang bukti: rangka titanium, motor brushless, baterai LiPo, sistem navigasi berbasis GNSS.
  • Tahanan: empat orang dengan latar “tentara bayaran rezim Zionis”, kini ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
  • Pemerintah Iran menggunakan temuan ini untuk menegaskan bahwa pihak asing terlibat langsung dalam penyediaan teknologi serangannya.

    Potensi dampak geopolitik dan respons selanjutnya

    Jika klaim Iran terbukti, beberapa konsekuensi strategis yang mungkin muncul:

  • Terjadi eskalasi ketegangan antara Iran dan Azerbaijan, meski Baku menampik seluruh tuduhan.
  • Pembahasan ulang kerjasama militer regional, termasuk kontrol jalur pasokan perbatasan.
  • Peningkatan patroli udara dan penempatan sistem anti-drone di kapupaten perbatasan.
  • Jalan diplomasi tengah berjalan cepat, dengan duta besar kedua negara dijadwalkan bertemu untuk membahas prosedur investigasi bersama. Sementara itu, Iran memperingatkan kemungkinan langkah balasan “non-militer” jika hasil penyelidikan mengarah pada keterlibatan Israel.

    Langkah teknis memperketat pengawasan perbatasan

    Untuk mencegah infiltrasi MAV di masa depan, Iran mempertimbangkan beberapa tindakan teknis :

  • Pemasangan radar dan sensor inframerah di sepanjang koridor perbatasan timur dan utara.
  • Penerapan patroli drone sendiri (Counter-UAV) yang mampu mendeteksi sinyal kendali MAV sekecil apapun.
  • Peningkatan latihan gabungan antara pasukan darat dan Koopsud TNI setempat untuk respons cepat.
  • Rencana ini diharapkan mampu mengurangi celah pengawasan udara dan memperkuat kedaulatan wilayah Iran.