Kronologi Serangan Tragis di Desa Temon
Pada Sabtu malam, 20 September 2025, warga Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, digemparkan oleh aksi pembunuhan keluarga mantan istri pelaku bernama Wawan. Warga yang mendengar teriakan minta tolong bergegas menuju lokasi dan menemukan situasi mencekam:
- Wawan menghampiri kediaman Miswati, mantan istrinya, dengan membawa senjata tajam.
- Tanpa ampun, ia menikam Miswati, ayahnya Miskun, dan saudara Miswati, Eky, hingga mengalami luka serius.
- Keponakan Miswati, Arga (10 tahun), menjadi korban tewas setelah dilarikan ke rumah sakit di Yogyakarta karena luka sabetan di leher.
- Korban lain, Timi, mengalami luka sayatan di leher dan segera dirawat intensif di RSUD dr. Darsono.
Motif penyerangan masih berada dalam penyelidikan, namun dugaan awal adalah persoalan rumah tangga yang memuncak hingga tindakan kriminal brutal.
Pencarian Intensif dan Penyelidikan Polisi
Setelah kejadian, aparat Satreskrim Polres Pacitan langsung menerjunkan tim untuk memburu Wawan yang melarikan diri. Proses pencarian meliputi:
- Pemasangan pos pemeriksaan di berbagai jalan keluar desa.
- Koordinasi dengan Polsek terdekat untuk melakukan penyisiran kawasan perkebunan dan pematang sawah.
- Pengumpulan informasi dari masyarakat yang melihat pergerakan mencurigakan di malam kejadian.
Sampai Rabu malam, tim pencari belum berhasil menemukan jejak Wawan, hingga akhirnya pada Kamis, tim patroli bersama warga menemukan sesosok mayat di hutan lebat Desa Temon.
Penemuan Jasad di Hutan Temon
Pada Kamis, 25 September 2025, warga Desa Temon menemukan mayat yang membusuk di daerah terpencil hutan Desa Temon. Kondisi jasad tidak utuh, membuat evakuasi dan identifikasi menjadi tantangan tersendiri:
- Jasad ditemukan tergeletak di celah semak belukar, terpapar cuaca dan hewan, sehingga mengalami kerusakan jaringan.
- Pakaian yang tersisa cocok dengan ciri-ciri busana yang dipakai Wawan saat melarikan diri.
- Lokasi penemuan berada di medan berbukit, memaksa petugas memboyong jenazah menggunakan tandu dan kendaraan pelat merah terbatas.
Polres Pacitan segera menutup lokasi temuan untuk mencegah penebaran informasi keliru dan melindungi olah TKP.
Proses Identifikasi dan Otopsi
Usai dievakuasi, jenazah dibawa ke Instalasi Forensik RSUD dr. Darsono, Pacitan, untuk pemeriksaan menyeluruh:
- Pemeriksaan antemortem, yaitu mencocokkan data medis dan foto gigi dengan catatan KTP dan Kartu Keluarga Wawan.
- Pemeriksaan postmortem meliputi otopsi untuk mengetahui penyebab kematian dan tanda-tanda luka pada tubuh.
- Tim Inafis Polri dan dokter forensik melakukan pemeriksaan pembanding sidik jari, struktur tulang, dan penyusunan profil jenazah.
Kepala Polres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menyampaikan bahwa hasil sementara otopsi menguatkan hipotesis jasad adalah Wawan, tetapi masih menunggu verifikasi resmi tim forensik sebelum diumumkan secara publik.
Reaksi dan Imbauan Kepolisian
Menanggapi penemuan jenazah pelaku, Polres Pacitan menghimbau masyarakat agar:
- Tidak menyebarkan gambar atau video lokasi penemuan yang belum diverifikasi, guna menghormati keluarga korban dan pelaku.
- Melaporkan setiap informasi terkait sisa barang bukti atau petunjuk lain yang ditemukan di lapangan.
- Terus beraktivitas seperti biasa, karena situasi keamanan di Desa Temon sudah terkendali.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa kasus pembunuhan ini telah memasuki tahap penyidikan lanjutan, dengan fokus pada pengumpulan bukti dan penelusuran motif kriminal Wawan.
Dampak pada Warga dan Layanan Kesehatan
Peristiwa tragis ini meninggalkan trauma mendalam bagi warga Desa Temon dan keluarga korban. Rumah sakit setempat, RSUD dr. Darsono, juga mengalami tekanan:
- Lonjakan pasien luka sabetan yang memerlukan perawatan intensif.
- Upaya konseling psikologis bagi keluarga korban dan saksi kejadian.
- Peningkatan patroli dan pengamanan lingkungan sekitar rumah sakit untuk mencegah insiden lanjutan.
Organisasi masyarakat setempat menggelar doa bersama untuk korban dan mengajak semua pihak menahan diri agar tidak mengambil tindakan main hakim sendiri.
Langkah Selanjutnya dalam Penyidikan
Penyidik Polres Pacitan akan fokus pada:
- Melengkapi berkas perkara dengan hasil otopsi resmi dan kesaksian saksi mata.
- Mengusut modus pelarian Wawan dan kemungkinan adanya jaringan atau bantuan pihak lain.
- Melaporkan perkembangan kasus kepada Kejaksaan Negeri Pacitan untuk pelimpahan tahap lanjut.
Kasus ini menjadi sorotan nasional karena menyoroti pentingnya keamanan keluarga dan perlunya langkah preventif dalam menangani konflik domestik yang berujung kekerasan.