WartaExpress

Mengerikan! 32 Orang Tewas dalam Semalam Akibat Serangan Udara Israel di Gaza City

Latar Belakang Eskalasi Serangan di Gaza City

Pada Sabtu dini hari, 13 September 2025, tentara Israel meningkatkan intensitas serangan udara terhadap kawasan Gaza City. Operasi militer ini terjadi di tengah konflik panjang antara Israel dan Hamas yang pecah sejak 7 Oktober 2023. Menurut laporan AP News, Angkatan Udara Israel menuduh kelompok Hamas memanfaatkan bangunan sipil sebagai basis pengawasan dan peluncuran serangan, sehingga sejumlah gedung tinggi di pusat kota menjadi target utama.

Skala dan Lokasi Serangan Udara

Menurut militer Israel, sasaran menyerang bangunan tersebut karena dugaan aktivitas koordinasi militer Hamas di dalamnya. Namun, pembiaran lokasi-lokasi sipil yang padat penduduk menimbulkan kekhawatiran akan tingginya korban warga tidak bersalah.

Korban Jiwa dan Penanganan Medis

Data dari Rumah Sakit Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, mencatat sedikitnya 32 orang tewas akibat serangan ini. Dari jumlah tersebut, 12 di antaranya adalah anak-anak. Petugas medis melaporkan kondisi berikut:

Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya telah memperingatkan bahwa situasi rumah sakit semakin kritis, khususnya setelah banyak fasilitas hancur atau kehilangan pasokan listrik.

Perintah Evakuasi dan Dampak Pengungsian

Militer Israel kembali menyerukan evakuasi terhadap warga setempat, meminta mereka meninggalkan Gaza City dan bergerak ke selatan menuju zona “kemanusiaan”. Jurubicara militer, Avichay Adraee, mengklaim lebih dari 250.000 orang telah mengungsi. Namun, PBB mencatat jumlah pengungsi hanya sekitar 100.000 jiwa antara pertengahan Agustus hingga pertengahan September 2025.

Pengungsi yang tiba di wilayah selatan melaporkan kekurangan air minum, makanan, dan tempat tidur darurat. Kondisi ini memicu kekhawatiran krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Krisis Kemanusiaan: Kelaparan dan Malnutrisi

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa tujuh orang, termasuk anak-anak, meninggal akibat malnutrisi dalam 24 jam terakhir. Sejak perang meletus, total korban tewas akibat kelaparan telah mencapai 420 orang, 145 di antaranya anak-anak.

Kondisi Infrastruktur dan Akses Bantuan

Gaza City kini dipenuhi puing-puing gedung dan jalanan rusak akibat rudal. Jaringan listrik padam sebagian besar hari, menghambat operasi rumah sakit dan pompa air. Lebih dari 90 persen bangunan besar di kota ini mengalami kerusakan parah. Beberapa poin penting:

Respons Komunitas Internasional

Berbagai negara dan lembaga menyoroti tragedi ini:

Namun, implementasi resolusi PBB sulit dipastikan, mengingat situasi di lapangan yang masih memanas dan minat politik global yang terbagi.

Tantangan ke Depan dan Permintaan Aksi Cepat

Warta Express mencatat sejumlah rekomendasi untuk meredam krisis:

Tanpa langkah konkret segera, korban jiwa dan penderitaan warga Gaza City diperkirakan akan terus bertambah, menambah catatan kelam dalam sejarah konflik Israel-Palestina.

Exit mobile version