WartaExpress

Menko Pratikno Buka Suara Gempur Begal Baduy di Jakpus: Janji Aksi Kilat Bikin Publik Terperangah!

Peristiwa begal yang menimpa warga suku Baduy, Repan (17), di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Minggu, 26 Oktober 2025 lalu, mendapat perhatian khusus pemerintah pusat. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyatakan akan menelusuri tuntas kasus ini dan memastikan agar korban mendapatkan perlindungan, termasuk penerbitan dokumen kependudukan yang layak.

Detik-detik pembegalan di Cempaka Putih

Setelah dibegal, Repan sempat mendatangi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan, namun pihak rumah sakit menolak menerima korban lantaran ia belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau dokumen administrasi kependudukan resmi.

Respon Kepolisian Metro Jakarta Pusat

Polisi menerbitkan laporan polisi (LP) atas kasus ini pada hari yang sama. Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, menjelaskan:

Ruslan menegaskan bahwa proses penyelidikan masih berlanjut dan pihaknya akan memprioritaskan penangkapan para pelaku begal demi memastikan keamanan warga, termasuk pendatang dari komunitas adat seperti suku Baduy.

Langkah pemerintah pusat: Instruksi Pratikno

Menanggapi kabar ini, Menko PMK Pratikno menyatakan keprihatinan yang mendalam dan berjanji akan melacak peristiwa tersebut. Pernyataannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11/2025), menjadi bukti keseriusan pemerintah:

Permasalahan administrasi penduduk adat

Salah satu akar masalah dalam kasus ini adalah belum terbitnya dokumen kependudukan bagi warga suku Baduy Dalam. Akibatnya, akses ke layanan dasar seperti kesehatan dan perbankan menjadi terhambat. Pratikno menyoroti pentingnya:

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan warga adat seperti Repan tidak lagi mengalami hambatan dalam memperoleh pelayanan publik dan perlindungan hukum.

Langkah lanjutan dan tindak lanjut

Berikut rangkuman upaya yang akan dilakukan pemerintah dan aparat keamanan:

Imbas sosial dan harapan masyarakat

Masyarakat, khususnya warga yang peduli dengan hak-hak komunitas adat, menyambut baik respons cepat pemerintah. Dewan Adat Baduy menyampaikan apresiasi atas komitmen pemerintah:

Pengamat hak asasi manusia juga menekankan bahwa perlindungan terhadap kelompok minoritas adat harus menjadi prioritas, sejajar dengan WNI pada umumnya.

Kasus Repan menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem administrasi dan keamanan bagi komunitas adat. Dengan sinergi antar lembaga, diharapkan kelangkaan dokumen kependudukan dan kejahatan jalanan dapat diatasi secara komprehensif.

Exit mobile version