WartaExpress

Nggak Butuh Kupon! Begini Ritual Manampuang di Agam yang Bikin Warga Antre 100 Meter

Di Nagari Gadut, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terdapat tradisi unik pembagian daging kurban tanpa kupon yang disebut Manampuang. Tradisi ini hanya ada di Jorong Aro Kandikia dan hingga kini masih dilestarikan secara turun-temurun. Pada Sabtu, 7 Juni 2025, ratusan warga berbaris sepanjang jalan untuk mengikuti ritual Manampuang yang berlangsung meriah sekaligus penuh kekeluargaan.

Akar Sejarah Tradisi Manampuang

Tradisi Manampuang konon telah ada sejak nenek moyang masyarakat Aro Kandikia. Nama “Manampuang” berasal dari bahasa Minang yang berarti “menampung”. Pada zaman dahulu, pembagian daging dilakukan di halaman surau dengan wadah alami seperti daun talas atau daun pisang. Seiring perkembangan zaman, warga mengganti daun tradisional dengan keranjang anyaman dan kantong plastik agar lebih higienis dan praktis.

Prosesi Manampuang di Lapangan

Berbeda dengan sistem kupon di banyak daerah, prosesi Manampuang di Aro Kandikia bersifat terbuka:

Peran Panitia dan Partisipan

Ketua Panitia Kurban A. Datuk Gadang (71) menyatakan:

Panitia dibantu relawan muda setempat yang terjun langsung untuk menyiapkan area pemotongan, alat tulis pembagian, serta tim dokumentasi demi transparansi. Selain itu, kader posyandu lokal turut memastikan kebersihan dan penataan wadah agar proses tetap higienis.

Keunikan dan Nilai Kebersamaan

Beberapa aspek unik yang membedakan Manampuang dari tradisi kurban pada umumnya:

Pengolahan Daging dan Pembagian Waktu

Setelah pemotongan selesai, panitia langsung mengorganisir pembagian:

Waktu pelaksanaan Manampuang biasanya pagi hingga siang hari setelah Salat Iduladha, sehingga warga masih memiliki sisa waktu untuk memasak atau membawa pulang daging segar.

Pelestarian Kearifan Lokal

Upaya menjaga tradisi Manampuang tidak lepas dari semangat pelestarian budaya:

Menurut Arnita (56), salah satu warga senior:

Dampak Sosial dan Ekonomi

Selain nilai spiritual, Manampuang membawa manfaat lainnya:

Partisipasi aktif warga dan panitia menciptakan efek berganda yang memperkuat jaringan sosial dan memberi dampak positif bagi kesejahteraan komunitas.

Tips Mengikuti Tradisi Manampuang

Bagi masyarakat atau wisatawan yang ingin mengikuti Manampuang, beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Dengan persiapan sederhana, tradisi Manampuang dapat menjadi pengalaman tak terlupakan bagi siapa pun yang ingin merasakan kehangatan komunitas Minangkabau.

Exit mobile version