WartaExpress

Prabowo Ungkap Negosiasi Tarif AS 0%: Bisa Dongkrak Ekspor Sawit RI secara Drastis!

Negosiasi Tarif Nol Persen: Latar Belakang dan Tujuan

Pada puncak KTT APEC 2025 di Gyeongju, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa pembicaraan tentang penetapan tarif nol persen untuk sejumlah komoditas ekspor unggulan Indonesia dengan Amerika Serikat masih berlanjut. Kebijakan ini diharapkan dapat membuka peluang pasar yang lebih luas, terutama untuk produk-produk yang menjadi andalan negeri, sekaligus memperkuat daya saing di tingkat global.

Peran Indonesia dan AS dalam Kerja Sama Perdagangan

Negosiasi tarif tidak hanya soal angka bea masuk, melainkan bagian dari strategi memperdalam hubungan ekonomi bilateral. Dengan Amerika Serikat sebagai salah satu mitra dagang terbesar, Indonesia ingin memastikan komoditas seperti minyak sawit, kakao, karet, hingga mineral kritis dapat masuk ke pasar AS tanpa hambatan bea masuk.

Komoditas Unggulan yang Diusulkan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan bahwa paket komoditas yang diajukan serupa dengan kesepakatan Malaysia-AS. Berikut rincian utama:

Pembahasan Mineral Kritis Secara Terpisah

Selain komoditas agrikultur, pemerintah juga mengangkat isu critical minerals dalam negosiasi terpisah. Putu Juli Ardika, Plt. Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, menyampaikan bahwa pembahasan mineral kritis akan fokus pada rantai pasok (supply chain) dan industrial communities.

Strategi Pemerintah Setelah APEC

Setelah KTT APEC berakhir, proses negosiasi akan digelar kembali dengan tim khusus antara Pemerintah Indonesia dan pejabat AS. Beberapa langkah strategis yang akan diambil meliputi:

Manfaat Bagi Pelaku Usaha dan Daerah

Penetapan tarif nol persen berpotensi mendatangkan sejumlah manfaat:

Tantangan yang Harus Diatasi

Meski prospek cerah, sejumlah tantangan turut menghiasi jalannya negosiasi:

Peluang Menuju Kesetaraan dengan Malaysia

Indonesia menaruh harapan besar agar hasil negosiasi dapat menyamai keberhasilan Malaysia. Dalam kesepakatan terbaru, Malaysia berhasil mengantongi tarif 0% untuk minyak sawit, produk karet, komponen penerbangan, serta farmasi. Dengan mengikuti jejak tersebut, Indonesia berharap:

Exit mobile version