WartaExpress

Sadis! Sopir Dibantai di Halaman Gereja Yahukimo, KKB Diduga Dalang Aksi Brutal Ini!

Seorang sopir bernama Bahar bin Saleh (55) menjadi korban penikaman brutal di halaman Gereja GIDI Siloam, Jalan Poros Logpon Kilometer 4, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Selasa malam, 14 Oktober 2025. Kejadian terjadi saat korban bersama panitia sedang mempersiapkan peresmian rumah ibadah yang rencananya digelar keesokan harinya.

Kronologi Penyerangan

Berdasarkan keterangan resmi Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani, penyerangan berlangsung secara tiba-tiba:

Siapa Korban Bahar bin Saleh?

Bahar bin Saleh merupakan warga keturunan Bugis-Makassar yang telah menetap di Yahukimo selama lebih dari satu dekade. Ia dikenal sebagai sopir trak pengangkut logistik dan kerap membantu kegiatan sosial serta peribadatan gereja setempat:

Keluarga korban menyatakan kesedihan mendalam dan menuntut aparat agar segera menangkap pelaku yang bersembunyi di pegunungan sekitar.

Langkah Cepat Aparat Keamanan

Pasca-insiden, Satgas Operasi Damai Cartenz bersama personel Polres Yahukimo langsung merespons dengan:

Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi Adarma Sinaga, menyebut bahwa pelaku sudah diidentifikasi sebagai bagian kelompok bersenjata.

Profil Singkat KKB Kodap XVI Yahukimo

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Yahukimo dikenal sebagai salah satu faksi paling agresif di Papua. Beberapa karakteristik mereka:

Serangan ke Bahar menegaskan KKB Kodap XVI Yahukimo tidak segan melancarkan kekerasan meski menyasar warga sipil yang tidak terlibat konflik.

Dampak pada Kegiatan Ibadah dan Warga Lokal

Akibat kejadian tragis ini, peresmian Gereja GIDI Siloam yang sedianya dihadiri puluhan jemaat dan tokoh agama ditunda tanpa batas waktu. Beberapa konsekuensi langsung meliputi:

Gereja GIDI Siloam kini fokus melakukan doa syafaat setiap pagi dan sore, sembari menunggu jaminan keamanan dari pemerintah daerah.

Seruan Kepada Pemerintah dan TNI/Polri

Warga Yahukimo, terutama komunitas adat dan agama, menuntut pemerintah pusat serta TNI/Polri untuk:

Seiring upaya penyelidikan yang terus berlangsung, masyarakat berharap agar pelaku segera dihadang sebelum melukai lebih banyak nyawa.

Exit mobile version