WartaExpress

Stok BBM Aman Jelang Nataru: Begini Strategi Rahasia BPH Migas untuk Hindari Antrean Panjang di Jalur Wisata

Stok BBM Aman Jelang Puncak Libur Nataru: Ini Hasil Pantauan BPH Migas di Jalur Wisata Jawa Timur

Menjelang puncak libur Natal dan Tahun Baru 2026 (Nataru), perhatian terhadap ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) meningkat signifikan. Kepala BPH Migas, Wahyudi Anas, turun langsung memantau pasokan BBM di jalur utama dan kawasan wisata Jawa Timur, termasuk sepanjang koridor Surabaya–Malang. Hasil pemantauan menunjukkan stok BBM dalam kondisi aman dan distribusi berjalan lancar meski terjadi peningkatan arus kendaraan ke kawasan pariwisata.

Data lapangan: ketersediaan dan tingkat pengisian tangki

Menurut pemantauan di SPBU Rest Area KM 66A Pandaan, Pasuruan, rata‑rata stok BBM berada pada kisaran 65–80% dari kapasitas tangki. Angka ini menunjukkan buffer yang cukup untuk menutup lonjakan konsumsi sementara, terlebih karena Pertamina Patra Niaga telah melakukan penambahan stok strategis di beberapa SPBU kunci. Pendekatan antisipatif ini menjadi modal penting demi menghindari antrean panjang di saat puncak mobilitas masyarakat.

Strategi penguatan distribusi: SPBU kantong dan modul

Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan selama Nataru, operator telah menyiagakan unit distribusi tambahan. Di jalur menuju Malang Raya, terdapat pengoperasian SPBU kantong—unit tangki bergerak yang dapat menurunkan pasokan langsung di lokasi bila terjadi lonjakan konsumsi. Selain itu, beberapa SPBU telah mengaktifkan SPBU modular dan menyiapkan truk suplai siaga untuk mempercepat pengisian jika diperlukan. Langkah‑langkah ini memberikan fleksibilitas logistik yang signifikan pada saat permintaan berubah cepat.

Kenaikan konsumsi: gambaran jenis BBM yang naik

Secara nasional, data per 26 Desember 2025 menunjukkan kenaikan konsumsi hampir di seluruh jenis produk BBM. Rincian singkatnya:

  • Pertalite (RON 90): kenaikan sekitar 1,08% — mencerminkan penggunaan kendaraan harian yang tetap tinggi selama musim libur.
  • Pertamax (RON 92): kenaikan lebih signifikan, sekitar 5,91% — pertanda mobilitas wisatawan yang menggunakan kendaraan lebih bertenaga atau mobil dengan kebutuhan bahan bakar berkualitas lebih tinggi.
  • Bio Solar (CN 48): kenaikan sekitar 2,05% — meningkatkan permintaan dari sektor angkutan barang dan kendaraan niaga ringan.
  • Pertamina Dex (CN 53): lonjakan substansial di kisaran 37,06% — kemungkinan terdorong oleh kebutuhan truk dan alat berat pada beberapa rute distribusi.
  • Avtur: kenaikan sekitar 4,04% — konsisten dengan mobilitas udara yang meningkat pada masa liburan.
  • Penyesuaian stok di wilayah Malang

    Di wilayah Kota Malang dan sekitarnya, Pertamina melakukan build‑up stok pada tujuh SPBU prioritas hingga 80–90% dari kapasitas tangki. Selain itu, dua SPBU kantong dan empat SPBU modular siap difungsikan bila kondisi lapangan menuntut. Penyesuaian ini didasarkan pada pola konsumsi historis selama Nataru serta prediksi lonjakan kendaraan pribadi yang menuju destinasi wisata di Malang dan Batu.

    Peran monitoring dan verifikasi BPH Migas

    BPH Migas menegaskan bahwa kegiatan monitoring dan verifikasi stok tidak berhenti pada satu titik pemeriksaan. Tim melakukan pengecekan berulang di titik‑titik strategis, termasuk Terminal BBM (TBBM) dan SPBU sepanjang jalur pariwisata. Tujuannya adalah memastikan kontinuitas distribusi, mendeteksi potensi bottleneck, serta melakukan tindakan cepat bila diperlukan—seperti mengalihkan suplai atau mengerahkan truk kantong untuk menutup celah stok.

    Dampak logistik dan solusi sementara

    Peningkatan arus kendaraan secara alamiah menimbulkan tantangan logistik: antrean panjang di SPBU, waktu tunggu yang meningkat, serta kebutuhan distribusi yang lebih cepat. Respons operator telah meliputi:

  • Pengoperasian truk kantong untuk suplai langsung ke lokasi padat konsumen.
  • Penambahan jam operasi SPBU di lokasi strategis agar layanan tidak terganggu.
  • Koordinasi antara BPH Migas, Pertamina Patra Niaga, dan pengelola terminal untuk memprioritaskan rute distribusi kritis.
  • Skenario risiko dan antisipasi

    Walaupun kondisi saat ini dinilai aman, sejumlah risiko harus diwaspadai:

  • Lonjakan ekstrem tak terduga pada hari‑hari puncak yang melebihi kapasitas buffer.
  • Gangguan distribusi akibat kondisi cuaca atau kecelakaan di jalur utama.
  • Kendala teknis di TBBM yang dapat memperlambat proses bongkar muat.
  • Untuk mengurangi dampak, priortitas ditempatkan pada kesiagaan truk suplai, jalur prioritas distribusi, dan komunikasi publik yang intensif agar masyarakat dapat memilih waktu perjalanan yang tidak bertepatan dengan puncak arus.

    Saran praktis untuk pemudik dan wisatawan

    Bagi masyarakat yang akan bepergian ke kawasan wisata selama Nataru, beberapa tips berguna:

  • Isi bahan bakar sebelum memasuki koridor padat wisata; hindari menunggu sampai tangki hampir kosong.
  • Cek lokasi SPBU di rute Anda dan jadwalkan berhenti di SPBU yang telah dipastikan menyiapkan stok build‑up.
  • Manfaatkan aplikasi peta dan layanan real‑time untuk mengetahui antrean SPBU dan kondisi lalu lintas.
  • Komitmen BPH Migas dan operator

    BPH Migas menegaskan komitmennya untuk terus memantau dan memastikan pasokan BBM aman selama libur Nataru. Koordinasi intensif dengan Pertamina Patra Niaga, operator terminal, serta otoritas daerah adalah kunci untuk menjaga ketersediaan energi bagi masyarakat. Dengan strategi distribusi yang adaptif dan mitigasi risiko di lapangan, diharapkan masyarakat dapat menikmati liburan dengan lancar tanpa gangguan pasokan BBM.

    Perkembangan situasi akan terus dipantau dan dilaporkan secara berkala agar publik mendapat informasi terkini mengenai stok dan distribusi BBM di jalur‑jalur utama wisata.

    Exit mobile version