WartaExpress

Tarif Gila-Gilaan Trump untuk Kayu & Furnitur: Siap-siap Harga Rumah AS Melonjak!

Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi mengumumkan kebijakan tarif baru untuk impor produk kayu lunak, furnitur berlapis kain, dan kabinet dapur pada Selasa, 14 Oktober 2025. Keputusan ini diambil di tengah upaya memperkuat industri dalam negeri dan diklaim berdasar alasan “keamanan nasional.” Meski bertujuan melindungi produsen lokal, kebijakan ini menuai protes dari pelaku industri properti AS dan berpotensi menaikkan biaya konstruksi serta memperburuk pasar perumahan yang sudah tertekan.

Rincian tarif yang diberlakukan

Berdasarkan proklamasi presiden yang dirilis oleh Gedung Putih, tarif impor untuk beberapa kategori produk diatur sebagai berikut:

Selain itu, produk kayu dari mitra dagang tertentu mendapatkan perlakuan khusus:

Negara-negara yang mencapai kesepakatan bilateral dengan Washington berhasil menghindari tarif tertinggi, kecuali Kanada dan Vietnam yang tidak termasuk dalam pengecualian ini.

Alasan “keamanan nasional” dan rekomendasi perdagangan

Dalam proklamasi resminya, Trump menegaskan bahwa produk kayu digunakan untuk fungsi-fungsi penting di sektor pertahanan AS, termasuk pembangunan infrastruktur pengujian operasional militer. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, merekomendasikan pengetatan bea masuk demi mengurangi ketergantungan pada pasokan luar negeri yang dinilai belum memadai dalam jumlah dan kualitas.

Trump juga menyatakan bahwa pertumbuhan industri kayu domestik tertahan oleh hambatan investasi dan infrastruktur, sehingga impor masih memegang porsi besar. Oleh karenanya, pengetatan tarif diharapkan mendorong peningkatan produksi lokal serta penciptaan lapangan kerja.

Dampak terhadap sektor properti dan konstruksi

Ketua National Association of Home Builders (NAHB), Buddy Hughes, mengeluarkan peringatan keras atas kebijakan ini. Menurutnya:

Pasar perumahan AS selama ini telah menghadapi sejumlah tantangan: suku bunga KPR yang tinggi, inventaris rumah baru terbatas, serta tekanan inflasi pada material bangunan. Kebijakan tarif ini dikhawatirkan memperparah krisis keterjangkauan hunian.

Respon pasar internasional dan perdagangan bilateral

Tarif baru ini tidak hanya memengaruhi industri dalam negeri, tetapi juga memicu reaksi mitra dagang utama AS. Berikut respons beberapa negara:

Sanksi perdagangan semacam ini sering dipakai AS sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi bilateral. Namun, risiko retaliasi tetap ada, terutama bila negara-negara terdampak mencari pembalasan dalam bentuk pembatasan ekspor produk lain.

Rekomendasi pelaku usaha dan pemerintah Indonesia

Bagi eksportir kayu, furnitur, dan kabinet dari Indonesia, kebijakan ini menjadi sinyal untuk melakukan langkah strategis:

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian diharapkan segera melakukan lobi diplomatik agar produk kayu dan furnitur tetap bisa menembus pasar AS dengan tarif yang kompetitif.

Perkembangan tarif dan jadwal implementasi

Jadwal penerapan tarif baru:

Sementara itu, pelaku pasar di AS akan melakukan ujicoba kontrak pasokan baru dengan klausul force majeure untuk mengantisipasi fluktuasi tarif dan memastikan kelangsungan pasokan bahan bangunan.

Exit mobile version