WartaExpress

Terungkap! 70% Warga Indonesia Salah Kaprah soal Asuransi, Risiko Bangkrut Mengancam!

Tangerang – Meski industri asuransi terus berkembang, masih banyak masyarakat Indonesia yang keliru memahami fungsi dan manfaat asuransi. Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat tingkat literasi terkait asuransi baru 45,45%, sementara inklusi asuransi hanya 28,50%. Rendahnya angka ini memicu risiko keuangan lebih besar ketika bencana atau kerugian finansial terjadi tanpa perlindungan.

1. Tingkat Literasi dan Inklusi Asuransi di Indonesia

SNLIK 2025 menunjukkan dua indikator utama:

Artinya, lebih dari separuh penduduk belum mengerti mekanisme dasar asuransi seperti premi, manfaat, dan pengecualian. Akibatnya, ketika terjadi kecelakaan, sakit, atau kehilangan aset, banyak orang baru sadar pentingnya asuransi—namun saat itu terlambat.

2. Mitos dan Salah Kaprah Seputar Premi

Salah satu hambatan terbesar adalah persepsi bahwa premi bulanan merupakan pemborosan:

Akibatnya, sebagian masyarakat baru mendaftar asuransi setelah tertimpa musibah besar, padahal perlindungan lebih optimal jika dilakukan jauh hari sebelum risiko muncul.

3. Manfaat Utama Asuransi bagi Masyarakat Umum

Dengan memahami fungsi asuransi, masyarakat bisa melihat beberapa manfaat kunci:

4. Ragam Produk Asuransi dan Kebutuhannya

Berbagai jenis asuransi tersedia untuk memenuhi kebutuhan individu maupun keluarga:

Pemilihan produk harus disesuaikan dengan profil risiko, kemampuan membayar premi, dan tujuan perlindungan jangka panjang.

5. Pentingnya Edukasi dan Konsultasi

Banyak calon tertanggung kesulitan memahami detail polis, seperti manfaat tambahan (rider) atau pengecualian (exclusion). Berikut langkah untuk meminimalkan salah kaprah:

6. Tips Memulai Asuransi Sejak Dini

Untuk mengoptimalkan manfaat, mulailah asuransi sedini mungkin:

7. Peran Pemerintah dan Industri Asuransi

Pemerintah bersama OJK terus mendorong inklusi dan literasi keuangan melalui berbagai program:

Sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi asuransi di atas 50% dalam lima tahun ke depan.

8. Kesimpulan Ringkas

Masyarakat Indonesia perlu memahami bahwa asuransi bukan sekadar biaya tambahan, melainkan proteksi finansial yang dapat menyelamatkan keuangan keluarga saat risiko terjadi. Dengan meningkatnya literasi, edukasi, dan akses digital, diharapkan inklusi asuransi akan tumbuh, menjadikan Indonesia masyarakat yang lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan tak terduga.

Exit mobile version