Pencarian helikopter BK117 D3 milik Eastindo Air yang hilang kontak di wilayah pegunungan sekitar Air Terjun Mandin Damar, Desa Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, memasuki tahap kritis. Informasi terbaru dari Tim SAR Banjarmasin mengungkap detik-detik terakhir sebelum helikopter itu lenyap dari radar, serta kendala medan dan cuaca yang memperlambat evakuasi dan penemuan bangkai pesawat.
Kronologi Hilangnya Kontak Helikopter
Pada Senin pagi, 1 September 2025, pukul 08.54 WITA, helikopter tipe BK117 D3 dengan registrasi PK-RGH menjalani penerbangan rutin dari Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, menuju area tambang di Tanah Bumbu. Pesawat membawa delapan penumpang, termasuk satu pilot dan tujuh awak tambang. Namun tak lama setelah lepas landas, radar Bandara Banjarmasin kehilangan sinyal helikopter di dekat koordinat geografis 01°35′LS 116°36′BT.
Tidak ada pesan darurat maupun panggilan komunikasi terakhir dari pilot. Kontak radio putus mendadak, menandakan kemungkinan malfungsi sistem avionik atau kerusakan mesin. Menurut data awal flight radar, sinyal terputus tepat setelah helikopter terdeteksi terbang sangat rendah di atas kanopi hutan, sebanyak 150–200 meter dari permukaan tanah.
Kesaksian Guru dan Siswa tentang Penerbangan Rendah dan Asap
Kepala Kantor SAR Banjarmasin, I Putu Sudayana, menyatakan bahwa petunjuk baru berasal dari guru dan siswa sekolah dasar di Dusun Mandin Damar. Mereka menyaksikan:
- Helikopter terbang mendadak rendah, hanya 50–100 meter di atas pohon tinggi.
- Asap putih mengepul dari salah satu sisi badan pesawat, sebelum suara mesin menghilang.
- Kelihatan lampu rotornya mati atau berputar perlahan sesaat sebelum putus kontak.
“Keterangan saksi mata ini sangat penting untuk mempersempit area pencarian. Mereka menyebut lokasi di kejauhan air terjun, di balik bukit yang tertutup pepohonan lebat,” jelas Putu Sudayana.
Operasi SAR Gabungan: Darat dan Udara
Tim SAR gabungan terdiri atas Basarnas Banjarmasin, TNI AU, Polri, dan relawan setempat, tengah mengupayakan penetrasi dua jalur:
- Jalur Udara: Helikopter SAR milik Basarnas dan pesawat pengintai TNI AU melakukan sweep di ketinggian rendah, memanfaatkan kamera termal malam hari.
- Jalur Darat: Tim gabungan menyusuri jalur setapak dan aliran sungai kecil, dipimpin pemandu lokal yang paham medan hutan belantara.
Kepolisian Polsek setempat juga membuka posko komunikasi di pos SAR Tanah Bumbu untuk koordinasi dan logistik. Tim medis bersiap melakukan triase atas korban apabila ditemukan selamat, serta mengevakuasi jenazah ke fasilitas terdekat.
Faktor Cuaca dan Topografi yang Memperumit Pencarian
Cuaca menjadi kendala utama. Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, menjelaskan:
- Langit Mendung dan Awan Tebal: Mempersempit jarak pandang kru udara, memaksa helikopter SAR beroperasi pada ketinggian besar.
- Hujan Ringan hingga Sedang: Genangan air dan lumpur menutup jejak roda keluar helikopter.
- Medan Pegunungan dan Lembah Terjal: Menghambat tim darat yang harus membuka akses jalur manual, terkadang harus memotong batang kayu besar.
Kawasan hutan di sekitar Air Terjun Mandin Damar belum memiliki jalan setapak permanen, sehingga tim evakuasi memerlukan waktu ekstra untuk menjangkau titik koordinat yang ditunjukkan saksi.
Profil Helikopter BK117 D3 dan Kapasitas Penumpang
Helikopter BK117 D3 adalah varian ringan buatan joint venture MBB (Jerman) dan Kawasaki (Jepang):
- Dimensi: Panjang 13,35 m, lebar rotor 11 m.
- Mesin: Dua turboshaft Mitsubishi/Turbomeca dengan daya 1.100 shp.
- Kapasitas: Satu pilot, satu co-pilot, dan hingga enam penumpang (kursi samping fleksibel).
- Kecepatan Jelajah: 245 km/jam dengan jangkauan sekitar 550 km.
Pesawat milik Eastindo Air ini biasa dipakai untuk misi medis atau peninjauan tambang, mengingat landas pacu pendek dan kinerja stabil pada kecepatan rendah.
Kesiapan TNI/Polri dan Dukungan Pemerintah Daerah
TNI AU menyiapkan helikopter bolong (Bell 412) untuk melakukan penerjunan tim SAR udara—jika kondisi cuaca dan medan memungkinkan. Sementara Polri mengerahkan UAV (drone) untuk pemetaan udara dan pemantauan titik panas yang sulit dijangkau.
Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu menyediakan perahu karet untuk melintasi sungai kecil yang mengular di dasar lembah, mempercepat akses menuju lokasi dugaan jatuhnya helikopter. Dinas Perhubungan setempat juga membuka posko dermaga darurat bagi perahu SAR.
Harapan dan Kebutuhan Bantuan Medis
Selain pencarian tubuh helikopter, tim medis mengantisipasi kemungkinan korban selamat mengalami hipotermia atau cedera parah. Kebutuhan mendesak meliputi:
- Obat pereda nyeri dan antinyeri.
- Selimut thermal dan tenda darurat.
- Peralatan pertolongan pertama (first aid kit) dan oksigen portabel.
- Logistik makanan siap saji dan air minum bersih.
Setiap menit sangat berharga, karena cuaca pegunungan dapat berubah cepat, meningkatkan risiko kesehatan dan keselamatan tim SAR serta korban yang masih hidup.