Pada Minggu (15/6) pagi, insiden berdarah kembali terjadi di Gaza saat ratusan warga memadati titik pembagian makanan. Sedikitnya 37 orang tewas di berbagai wilayah, termasuk 13 korban yang tertembak saat mengantri bantuan di pusat distribusi Gaza Humanitarian Foundation (GHF) dekat Koridor Netzarim. Sementara di Gaza Selatan, 10 orang lagi meregang nyawa dan lebih dari 50 lainnya terluka dalam insiden serupa.
Kronologi Insiden di Koridor Netzarim
Menurut pejabat medis Rumah Sakit al-Awda di Gaza Tengah, pasukan Israel membuka tembakan tanpa peringatan kepada kerumunan masyarakat yang kelaparan. Beberapa warga datang untuk membawa pulang sekantong bantuan dari GHF, lembaga yang didukung Amerika Serikat dan Israel. Setelah percobaan distribusi, mereka ditembaki saat berusaha memasuki area pembagian:
- Sekitar pukul 08.00 waktu setempat, antrian warga membludak di dekat truk GHF.
- Pasukan Israel menembakkan gas air mata dan peluru tajam ketika warga mulai berdesakan di pintu masuk.
- Tiga orang dilaporkan tewas seketika dan belasan lainnya luka parah, dilarikan ke ruang gawat darurat.
Dampak di Gaza Selatan dan Utara
Dalam peristiwa terpisah, wilayah Gaza Selatan juga dirundung awan duka. Jurnalis Al Jazeera melaporkan setidaknya 10 warga tewas dan puluhan luka-luka saat antrian membelok ke penampungan darurat. Di Beit Lahiya, Gaza Utara, serangan udara menewaskan tujuh orang. Jumlah korban sipil di Gaza kini melebihi 55.300 jiwa, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Kontroversi Gaza Humanitarian Foundation
GHF mulai menyalurkan bantuan sejak Mei lalu, ketika Israel melonggarkan sebagian blokade tiga bulan yang memutus akses pangan dan obat-obatan. Meski mengklaim bermaksud menggantikan distribusi PBB, GHF kerap dituding mempolitisasi bantuan:
- Tuduhan “lokasi pembantaian” muncul setelah rentetan insiden tembakan di titik distribusi.
- Survei Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 274 korban tewas dan >2.000 luka-luka sejak GHF beroperasi.
- GHF menutup sebagian titik layanan pada Sabtu (14/6), namun kerumunan tetap menunggu di sekitar lokasi.
Cerita Korban dan Saksi Mata
Ahmed al-Masri, salah satu saksi mata, mengatakan pistol-mesin dan senapan mesin tiba-tiba terdengar meletus. “Kami tak diberi waktu mundur. Ini jebakan mematikan,” ujarnya sambil meneteskan air mata. Sementara tenaga medis di rumah sakit menggambarkan situasi “laksana medan perang”, dengan korban bersimbah darah berada di setiap sudut gawat darurat.
Klaim dan Pembelaan Pihak Israel
Militer Israel mengakui telah menembaki warga sipil, namun berdalih hanya menindak “tersangka” yang menyimpang dari koridor aman menuju pusat distribusi. Mereka menyebut tindakan tersebut sebagai upaya pencegahan infiltrasi kelompok bersenjata. Pada saat sama, AS dan Israel menegaskan GHF hadir untuk menggantikan PBB, yang dituding terkontaminasi oleh Hamas—meski tak ada bukti kuat atas klaim tersebut.
Tuduhan Hamas dan Sikap PBB
Hamas menuding Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, merancang “perangkap kematian massal” lewat distribusi bantuan yang dikendalikan. Sementara pejabat PBB membantah keterlibatan Hamas dalam penyalahgunaan bantuan, malah menyatakan sistem distribusi GHF berisiko tinggi dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.
Tantangan Kemanusiaan di Tengah Blokade
- Krisis Kelaparan: Lebih dari 2 juta pengungsi menghadapi ancaman kekurangan pangan akut.
- Akses Medis Terbatas: Rumah sakit penuh, obat-obatan menipis, dan tenaga medis kewalahan.
- Kerusakan Infrastruktur: Blokade telah melumpuhkan pelabuhan, bandara, dan jembatan vital.
Dalam kondisi ini, warga Gaza terpaksa berjubel demi mendapatkan satu plastik makanan, mempertaruhkan nyawa saat tentara menembak mereka di titik yang seharusnya aman.
Solidaritas Global dan Tekanan Internasional
Berbagai organisasi kemanusiaan mendesak penghentian segera kekerasan dan akses bantuan tanpa hambatan. Demonstrasi menuntut gencatan senjata meletus di sejumlah negara, sementara PBB memperingatkan letupan bencana kemanusiaan semakin parah jika pertempuran terus berlangsung.
Fokus Warta Express: Update Kondisi Sumber Air dan Sanitasi
Selain pangan, akses air bersih di Gaza juga terancam. Guncangan terus-menerus dan kerusakan pipa membuat sanitasi memburuk. Warta Express terus memantau kondisi sumur, pasokan air, dan sistem pembuangan limbah yang vital bagi mencegah wabah penyakit di kamp-kamp pengungsian.