WartaExpress

Wow! 89% Perusahaan Indonesia Rentan Serangan Siber AI – Ini Alasan Kita Butuh Ribuan Ahli Keamanan!

Peningkatan Penggunaan AI dan Dampaknya pada Keamanan Siber

Transformasi digital di Indonesia kian dipacu oleh adopsi kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai sektor, mulai dari perbankan, e-commerce, hingga pemerintahan. Namun, lonjakan penggunaan AI ini menimbulkan celah keamanan baru. Data Cisco Cybersecurity Readiness Index menyebut hanya 11% perusahaan di Indonesia siap menghadapi serangan siber, padahal 9 dari 10 organisasi mengalami insiden yang terkait AI tahun lalu.

Cybersecurity Readiness Index: Gambaran Kesiapan Perusahaan

Hasil ini memperlihatkan perlunya integrasi solusi keamanan terpusat dan kesederhanaan arsitektur TI agar respons serangan lebih cepat dan efisien.

Tantangan Memahami Ancaman AI dalam Keamanan Siber

Bukan hanya kesiapan teknologi, pemahaman tim internal terhadap ancaman AI juga masih rendah:

Kurangnya pelatihan spesifik membuat perusahaan sulit mendeteksi pola serangan canggih, seperti adversarial attack pada model pembelajaran mesin atau penyalahgunaan AI untuk otomasi phishing dan deepfake.

Biaya Jasa Keamanan Siber vs Risiko Kerugian

Saga Iqranegara, Ketua Umum Asosiasi Digital Kreatif (ADITIF), menegaskan bahwa perusahaan biasanya baru memanggil ahli keamanan setelah krisis berlangsung. Padahal biaya mitigasi insiden—termasuk pemulihan data, kompensasi pelanggan, dan reputasi—sering kali jauh lebih tinggi:

Investasi proaktif dalam keamanan terbukti lebih hemat dibandingkan membayar kerugian pasca-insiden.

Kebutuhan Mendesak akan Talenta Keamanan Siber Bersertifikat

Saga menyoroti perlunya melahirkan lebih banyak profesional tersertifikasi di bidang keamanan siber:

Dengan sertifikasi, talenta siber dapat langsung diterima oleh ekosistem industri yang menuntut keahlian terukur.

Peran Perguruan Tinggi: Contoh Politeknik AI Budi Mulia Dua (PLAI BMD)

Ridho Rahmadi, Direktur PLAI BMD, menekankan pentingnya perguruan tinggi membangun kurikulum yang menjembatani teori AI dan praktik keamanan siber:

Model pembelajaran semacam ini memastikan lulusan siap menghadapi serangan dunia maya yang semakin canggih.

Proyeksi Kebutuhan Talenta Digital hingga 2030

Berdasarkan estimasi, Indonesia akan membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030. Jika diproritaskan ke bidang AI dan keamanan siber, kebutuhan bisa berlipat ganda:

Upaya ini memerlukan dukungan pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan secara terpadu.

Rekomendasi Penguatan Keamanan Siber Nasional

Langkah Awal Memperkuat Ketahanan Siber

Perusahaan dapat mulai memperbaiki postur keamanannya dengan:

Exit mobile version