WartaExpress

Wow! Hanya 19% Anak & Remaja Indonesia Aktif – 5 Dampak Mengerikan yang Harus Diwaspadai!

Berdasarkan The 2022 Indonesian Report Card on Physical Activity for Children and Adolescents, hanya 19 persen anak dan remaja Indonesia yang melakukan aktivitas fisik sesuai rekomendasi. Angka ini setara dengan skor F pada indikator aktivitas fisik harian, jauh di bawah target kesehatan nasional dan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Rekomendasi WHO dan realitas di lapangan

WHO menyarankan agar anak usia 5–17 tahun melakukan setidaknya 60 menit aktivitas fisik intensitas sedang hingga tinggi setiap hari. Namun di kawasan Asia Tenggara, hanya satu dari lima anak yang memenuhi standar tersebut. Di Indonesia, berbagai kendala memperparah kondisi ini:

Dampak buruk gaya hidup sedentari pada anak dan remaja

Rendahnya aktivitas fisik memicu berbagai risiko kesehatan jangka pendek dan panjang:

Penyebab utama rendahnya aktivitas fisik

Beberapa faktor memengaruhi rendahnya partisipasi anak dan remaja dalam olahraga dan aktivitas fisik:

Inisiatif Sun Life Volunteer Day di SDN Cilandak Timur 03

Untuk mengatasi rendahnya aktivitas fisik, Sun Life Indonesia menyelenggarakan Sun Life Volunteer Day di SDN Cilandak Timur 03, Jakarta Selatan. Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana sekolah dapat menjadi pusat perubahan gaya hidup:

Kampanye Hoops+Health dan dampaknya

Hoops+Health merupakan inisiatif global Sun Life yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan akses terhadap olahraga di komunitas terbatas. Di SDN Cilandak Timur 03, kampanye ini mendorong:

Langkah strategis meningkatkan aktivitas fisik anak

Beberapa rekomendasi konkret untuk memajukan aktivitas fisik anak dan remaja di Indonesia:

Rendahnya angka partisipasi fisik pada anak dan remaja Indonesia membutuhkan respons cepat dari semua pemangku kepentingan. Dengan kolaborasi sekolah, orang tua, dan sektor swasta, kita dapat menumbuhkan generasi yang lebih sehat, aktif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Exit mobile version