Deskripsi Awal Erupsi Lewotobi Laki-Laki
Pada Jumat, 1 Agustus 2025 pukul 20.48 WITA, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur kembali mengalami erupsi eksplosif. Tinggi kolom abu terukur mencapai 10.000 meter di atas puncak dan 11.584 meter di atas permukaan laut, menyemburkan material vulkanis dengan intensitas tebal ke arah Barat dan Barat Laut.
Data Pengamatan dan Rekaman Seismik
Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki melaporkan beberapa parameter teknis yang menguatkan keseriusan erupsi:
Aktivitas gempa vulkanis meningkat signifikan selama seminggu terakhir, memicu alarm dini bagi warga dan aparat setempat.
Lokasi dan Jangkauan Guncangan
Erupsi ini menimbulkan dentuman keras yang terdengar hingga lima desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, berjarak sekitar 20 kilometer dari kawah. Level kebisingan dan getaran mengingatkan masyarakat akan potensi ancaman material piroklastik dan lontaran batu pijar.
Reaksi Warga dan Kondisi di Lapangan
Salah satu saksi mata, Adolf Tukan, warga Desa Timutawa, menerangkan kronologi singkat:
Adolf menambahkan bahwa peringatan melalui pesan Whatsapp dan media sosial sudah mengabarkan peningkatan aktivitas seminggu sebelumnya, sehingga mereka sudah bersiap dengan masker dan penutup kepala.
Status Gunung dan Imbauan Resmi
Vulkanologi menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Level IV atau “Awas”. Imbauan resmi kepada masyarakat mencakup:
Ancaman Lahar Hujan di Sungai Huluran
Potensi bahaya tidak berhenti pada abu dan lontaran piroklastik. Saat curah hujan tinggi, material vulkanis yang menumpuk di lereng dapat tersapu air, memicu aliran lahar dingin di sungai yang berhulu di puncak Lewotobi:
Peran Pos Pengamatan dan Vulkanologi
Pos Pengamatan Lewotobi Laki-Laki terus memantau parameter seismik, gas vulkanik, dan visual. Tugas utama adalah:
Upaya Mitigasi dan Tantangan Operasional
Beberapa tantangan di lapangan yang dihadapi tim penanggulangan bencana dan masyarakat antara lain:
Pemantauan terus berlanjut hingga aktivitas vulkanik berkurang. Aparat desa, perangkat kesehatan, dan relawan dihimbau berjaga di posko terdekat, siap mengevakuasi warga terdampak erupsi dan aliran lahar yang mungkin terjadi setelah hujan.