Latar Belakang dan Ambisi Tim Indonesia
Piala Sudirman 2025 di Xiamen Fenghuang Gymnasium, China, menjadi ajang pembuktian bagi Kontingen Merah Putih. Setelah melewati fase grup dengan catatan kemenangan yang cukup meyakinkan, para pebulutangkis Indonesia menatap semifinal dengan keyakinan tinggi. Target utama adalah melangkah ke final untuk meraih gelar bergengsi beregu campuran pertama sejak lama.
Perjalanan Menuju Semifinal
Indonesia berada di Grup D bersama Inggris, Denmark, dan tunggal penentu lainnya. Berikut rangkuman hasil pertandingan fase grup dan perempat final:
- Indonesia vs Inggris (4–0): Kemenangan dominan di semua sektor.
- Indonesia vs Denmark (3–2): Comeback dramatis didorong permainan agresif Fikri/Marthin.
- Perempat final vs … (4–1): Keyakinan tim tumbuh setelah unggul cepat 2–0.
Konsistensi performa di sektor ganda putra dan tunggal putra menjadi modal utama menembus semifinal.
Detail Pertandingan Semifinal vs Korea Selatan
Pada Sabtu malam (3/5), Indonesia menurunkan urutan pemain berikut:
- Ganda Campuran: Dejan Ferdinansyah / Siti Fadia Silva Ramadhanti
- Tunggal Putra: Alwi Farhan
- Tunggal Putri: Putri Kusuma Wardani
- Ganda Putra: Muhammad Shohibul Fikri / Bagas Maulana
- Ganda Putri: Amalia Cahaya Pertiwi / Siti Fadia Silva Ramadhanti
Hasil akhir 2–3 untuk kemenangan Korea Selatan menutup langkah Indonesia.
Babak Pertama: Ganda Campuran Tertekan
Dejan/Fadia bertemu Seo Seung Jae/Chae Yu Jung. Pada gim pertama, kesalahan penerimaan dan kurangnya variasi drive membuat skor 10–21. Di gim kedua, upaya meningkatkan agresivitas lewat net kill tidak cukup; mereka menyerah 15–21.
Babak Kedua: Kebangkitan Spektakuler Alwi Farhan
Alwi Farhan kalah 16–21 dari Cho Geonyeop pada gim pembuka, kewalahan menghadapi penetrasi smash dan drive mendatar lawan. Namun di gim kedua dan ketiga, Alwi mengubah strategi:
- Variasi serve : Serve tinggi slice membuka ruang ke belakang lapangan.
- Transisi cepat : Berhasil segera naik ke net dan memaksimalkan kill shot.
- Footwork agresif : Memaksa Cho memutar tubuh berulang kali, menguras stamina lawan.
Alwi menutup kedua gim dengan skor identik 21–8, menyamakan keadaan 1–1.
Babak Ketiga: Tunggal Putri Belum Berdaya
Putri Kusuma Wardani menghadapi An Se Young yang dikenal punya teknik halus dan daya tahan prima. Putri tertinggal 18–21 dan 12–21. Di gim pertama, lob defensif lawan memaksa Putri bermain reaktif. Gim kedua, net kill An Se Young terus mendikte poin cepat.
Babak Keempat: Drama Ganda Putra
Shohibul Fikri/Bagas Maulana memulai buruk dan kalah 18–21 dari Kim/Seo. Namun mereka bangkit di gim kedua dengan pola serangan diagonal, 21–13. Gim ketiga menjadi duel mental di angka kritis (15–15), sebelum Fikri/Bagas merebut kemenangan 25–23 melalui net kill terukur dan smash mendatar.
Babak Penentu: Ganda Putri Terlambat Bangkit
Amalia/Siti Fadia turun di partai kelima. Gim pertama 10–21 menunjukkan kesulitan menahan flick dan smash keras lawan. Pada gim kedua, mereka menata ulang pertahanan, menang 21–18 lewat flik jauh ke baseline. Namun gim ketiga, konsentrasi menurun, dan angka 15–21 memupus harapan final.
Analisis Faktor Penentu Kekalahan
- Konsistensi baseline : Korea Selatan unggul di poin panjang dengan variasi lob dan dropshot.
- Tekanan net play : Flick dan smash net lawan meredam net kill Indonesia.
- Recovery fisik : Sektor ganda putri kelelahan menjelang gim ketiga.
- Variasi servis : Lawan mampu mengubah pola 1–2–1, memaksa Indonesia terus beradaptasi.
Sorotan Pemain dan Poin Perbaikan
Beberapa catatan positif dan evaluasi jangka panjang:
- Alwi Farhan : Bicara sebagai bakat masa depan tunggal putra Indonesia.
- Fikri/Bagas : Kombinasi ganda putra dengan mental juara di gim penentu.
- Ganda Campuran : Membutuhkan skema serangan terintegrasi dan latihan penerimaan.
- Ganda Putri : Fokus pada endurance dan penguatan net kill di fase akhir.
Langkah Strategis PBSI Ke Depan
Hasil ini menjadi bahan evaluasi untuk program pelatnas. Beberapa rekomendasi:
- Menambah sesi taktik khusus net play dan baseline variation.
- Simulasi tekanan mental di gim penentu (match point).
- Peningkatan recovery fisik dengan metode High-Intensity Interval Training (HIIT).
- Analisis data video lawan untuk memetakan pola serangan dan kelemahan.
Walau gagal ke final, semangat dan pengabdian para atlet perlu diapresiasi. Hasil ini menjadi pijakan untuk merumuskan program jangka panjang demi kembali mengukir prestasi di kejuaraan beregu dunia.