Pada hari Selasa, 29 Juli 2025, Presiden Joko Widodo (Prabowo Subianto) dan Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, akan menggelar Konsultasi Tahunan ke-13 di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan yang rutin digelar sejak 2006 ini sempat tertunda beberapa tahun terakhir dan kini kembali menjadi momentum penting bagi penguatan hubungan bilateral Indonesia–Malaysia.
Latar Belakang Konsultasi Tahunan
Konsultasi Tahunan (Annual Consultation) merupakan mekanisme tertinggi antara kedua negara yang dirancang untuk memastikan komunikasi dan koordinasi secara langsung di tingkat pemimpin. Berikut poin-poin penting terkait mekanisme ini:
- Inisiasi pertama pada tahun 2006, secara bergantian diselenggarakan di Jakarta dan Kuala Lumpur.
- Terganggu akibat hambatan pandemi COVID-19, sehingga pertemuan terakhir baru berlangsung pada 2017.
- Sarana untuk meninjau capaian kerja sama dan memetakan agenda strategis di berbagai sektor.
- Mencerminkan komitmen politik tinggi kedua pemerintah untuk menjaga stabilitas kawasan.
Agenda Utama dan Penandatanganan MoU
Dalam Konsultasi Tahunan ke-13, dipastikan sejumlah nota kesepahaman (MoU) akan ditandatangani. Empat bidang kerja sama yang dijadwalkan memperoleh MoU antara lain:
- Kerja Sama Penanganan Perbatasan Darat
Penguatan patroli terpadu, pemasangan sistem pengawasan elektronik, serta harmonisasi prosedur imigrasi di pos lintas batas. - Bidang Kesehatan
Pertukaran informasi epidemiologi, kerja sama riset pengembangan vaksin, dan program pelatihan tenaga medis lintas negara. - Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengembangan infrastruktur broadband perbatasan, kolaborasi riset AI dan 5G, serta peningkatan keamanan siber. - Peningkatan Konektivitas Darat
Rencana jalur rel kereta api dan jalan tol lintas Malaysia–Indonesia (via jalur selatan Sumatra), untuk mendukung logistik dan pariwisata.
Pernyataan Kemlu dan Harapan Kedua Negara
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Roliansyah “Roy” Soemirat, menyampaikan beberapa poin kunci dalam pengarahan pers pada Senin, 28 Juli 2025:
- “Konsultasi Tahunan ke-13 diharapkan membuka babak baru bagi peningkatan kerja sama strategis dan komprehensif.”
- “Kedua pemimpin akan membahas isu bilateral, regional, hingga global, termasuk kerjasama ekonomi dan keamanan maritim.”
- Detail diskusi dan hasil final akan dipaparkan melalui joint press statement setelah pertemuan.
Harapan utama Indonesia dan Malaysia mencakup percepatan proyek infrastruktur, peningkatan volume perdagangan (saat ini masih di kisaran USD 20 miliar per tahun), serta penanganan isu perbatasan dan keamanan bersama.
Pemulihan Hubungan Pasca Pandemi
Selepas pandemi, kedua negara perlu membangun kembali momentum kerja sama yang sempat melesu. Beberapa tantangan yang diidentifikasi antara lain:
- Gangguan pasokan komoditas seperti kelapa sawit dan karet akibat pembatasan ekspor.
- Perlindungan pekerja migran – isu sensitif yang kerap memicu ketegangan diplomatik.
- Peningkatan destinasi pariwisata; Pemerintah Bali dan Melaka berencana memperkuat paket wisata lintas negara.
Dengan konsultasi ini, diharapkan tercipta peta jalan (roadmap) untuk mengatasi permasalahan di atas melalui forum teknis lebih lanjut.
Jadwal Kegiatan dan Kunjungan PM Anwar Ibrahim
Rangkaian kunjungan PM Anwar Ibrahim saat berada di Jakarta akan meliputi:
- Kunjungan kehormatan ke Sekretariat ASEAN untuk bertemu SekJen Kao Kim Hourn.
- Pertemuan bilaterals summit dengan Pejabat Tinggi Kemlu RI, membahas kerangka kerja sama multilateral.
- Sesi dialog dengan pelaku usaha dan investor di Kamar Dagang Indonesia untuk mendorong investasi Malaysia ke sektor manufaktur dan energi terbarukan.
- Kunjungan ke Istana Merdeka untuk upacara penyambutan kenegaraan, diikuti Konsultasi Tahunan ke-13.
Agenda ini diperkirakan berlangsung dari pagi hingga sore hari, diakhiri dengan jamuan makan malam bersama di kawasan diplomatik.
Implikasi Jangka Panjang
Konsultasi Tahunan ke-13 tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi momen krusial untuk menetapkan prioritas kerja sama lima tahun mendatang. Agenda yang berhasil dirampungkan akan ditindaklanjuti melalui:
- Komite Teknis Gabungan (JTC) yang bertemu triwulanan untuk memonitor implementasi MoU.
- Pembentukan task force lintas kementerian, khususnya pada bidang perbatasan, kesehatan, dan ICT.
- Pelibatan Pemerintah Daerah di wilayah perbatasan untuk percepatan pembangunan infrastruktur.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan hubungan bilateral RI–Malaysia semakin kokoh, berwawasan strategis, dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat kedua negara.