Bocor! Bos Durianpay Jadi Endeavor Entrepreneur, Ambisi Satukan Seluruh Pembayaran Se-Asia Tenggara!

Transformasi digital di sektor keuangan dan pembayaran di Indonesia melaju sangat cepat, tetapi masih terhambat oleh infrastruktur yang terfragmentasi. Berbagai metode pembayaran—mulai dari kartu kredit, transfer bank, e-wallet lokal hingga platform kripto—beroperasi dalam “silo” masing-masing, sehingga menyulitkan bisnis untuk mengintegrasikan opsi pembayaran yang luas. Menyadari tantangan ini, Durianpay hadir dengan ambisi membangun infrastruktur pembayaran terpadu bagi Asia Tenggara, menjawab kebutuhan transaksi lintas platform yang mulus, efisien, dan inklusif.

Tantangan Infrastruktur Pembayaran di Asia Tenggara

Di banyak negara ASEAN, perbedaan regulasi, sistem kliring, dan protokol keamanan membuat penyedia layanan kesulitan menyatukan infrastruktur. Akibatnya:

  • Proses checkout di e-commerce jadi rumit bagi konsumen yang dihadapkan pada pilihan beberapa gateway tanpa integrasi penuh.
  • Biaya transaksi meningkat karena bisnis harus berlangganan beragam penyedia layanan.
  • Pelaporan ke regulator menjadi kurang transparan akibat data terpisah-pisah.

Fragmentasi ini tidak hanya menurunkan pengalaman pengguna, tetapi juga membatasi pertumbuhan ekosistem digital, terutama bagi UMKM yang ingin menjangkau pasar regional.

Solusi Durianpay: Membangun Infrastruktur Pembayaran Terpadu

Co-Founder Durianpay, Natasha Ardiani, menjelaskan bahwa platform ini dirancang sebagai “switch” universal, menghubungkan berbagai metode pembayaran dan saluran distribusi:

  • API Terpadu : Satu integrasi API untuk masuk ke kartu kredit, e-wallet lokal (seperti GoPay, OVO, Dana), transfer bank, dan dompet kripto.
  • Manajemen Dashboard : Panel real-time untuk memantau transaksi, status settlement, dan laporan keuangan lintas negara.
  • Multi-Currency & Settlement : Otomatisasi konversi mata uang dan proses settlement sesuai regulasi lokal, mengurangi beban administrasi bisnis.

Dengan solusi ini, Durianpay menargetkan pasar di Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam, merangkul lebih dari 100 klien enterprise—mulai dari e-commerce besar hingga platform fintech dan kripto.

Pencapaian Durianpay hingga Saat Ini

Sejak diluncurkan pada 2020, Durianpay menunjukkan pertumbuhan impresif:

  • Memproses lebih dari 60 juta transaksi per bulan pada akhir 2024.
  • Meningkatkan Total Processing Value (TPV) tiga kali lipat sepanjang 2023.
  • Meraih pertumbuhan pendapatan lima kali lipat (5×) dari 2022 ke 2023.
  • Telah menggalang pendanaan sebesar US$ 8,1 juta untuk memperkuat ekspansi regional.

Keberhasilan ini menjadikan Durianpay sebagai salah satu infrastruktur pembayaran lokal dengan cakupan dan skala internasional.

Natasha Ardiani dan Gelar Endeavor Entrepreneur

Prestasi Durianpay semakin diakui ketika Natasha Ardiani terpilih sebagai Endeavor Entrepreneur ke-110, sebuah program bergengsi yang menyeleksi pengusaha visioner dengan potensi perubahan global. Pada International Selection Panel (ISP) ke-104 di Cambridge, tahun 2025, panel menilai solusi Natasha sebagai model fintech lokal yang relevan secara internasional.

“Menjadi Endeavor Entrepreneur nyatanya membuat saya percaya bahwa solusi dari Indonesia bisa relevan bagi dunia,” ungkap Natasha. Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi juga pintu gerbang untuk mentorship global dan akses ke jejaring bisnis kelas dunia.

Rencana Pengembangan Lanjutan

Ke depan, Durianpay memprioritaskan beberapa pengembangan:

  • Produk Khusus Bisnis : Modul BNPL (Buy Now, Pay Later), QRIS universal, dan Open Banking untuk integrasi data finansial lebih luas.
  • Ekspansi Destinasi Pembayaran : Menambah mitra pengakuisisi di negara-negara ASEAN dan memperluas jangkauan ke Filipina dan kam-Bo-dia.
  • Fitur Keamanan & Kepatuhan : Sertifikasi PCI DSS, alur KYC/AML otomatis, dan modul pelaporan pajak dari satu dashboard.

Dampak terhadap Ekonomi Digital ASEAN

Dengan infrastruktur terintegrasi, Durianpay diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi digital Web2 dan Web3 di kawasan:

  • UMKM dapat mengakses metode pembayaran global tanpa biaya tinggi.
  • Platform E-commerce menyederhanakan proses checkout dan memperluas opsi bagi konsumen internasional.
  • Startups Fintech & Kripto mendapatkan infrastruktur pelengkap untuk tokenisasi, wallet, hingga on‐ramp off‐ramp kripto.

Kolaborasi dengan regulator dan bank sentral di setiap negara juga diincar untuk menciptakan ekosistem yang sesuai hukum sekaligus inovatif.

Respons Pemerhati dan Pengamat Industri

Monika Rudijono, Managing Director Endeavor Indonesia, menekankan bahwa pengakuan terhadap Natasha membuktikan kepercayaan pada kemampuan pendiri perempuan Indonesia menciptakan solusi mutakhir dengan daya saing global. “Visi Natasha mengatasi fragmentasi pembayaran di ASEAN berpotensi mendorong inklusi keuangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital,” ujarnya.

Para pengamat menilai kolaborasi lintas sektor—dari perbankan, regulator, hingga e-commerce—adalah kunci sukses Durianpay, menyiapkan landasan bagi transaksi lintas batas yang cepat, aman, dan terjangkau.

Dengan fondasi kuat dan dukungan ekosistem, Durianpay selangkah lebih dekat mewujudkan infrastruktur pembayaran terpadu yang dapat memperkokoh posisi Indonesia sebagai pusat inovasi finansial di Asia Tenggara.