Anggota Komisi IX DPR RI, Tubagus Haerul Jaman, menggandeng Badan Gizi Nasional (BGN) untuk meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Serang. Inisiatif ini ditujukan mengatasi tingginya kasus gizi buruk, terutama pada anak-anak dan ibu hamil di wilayah pelosok. Sebagai upaya prioritas pemerintah menjelang Generasi Emas 2045, MBG menjadi fokus kolaborasi lintas lembaga demi terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif.
Latar belakang kebutuhan program MBG
Masalah gizi buruk masih menjadi persoalan serius di beberapa daerah Indonesia. Data terakhir BGN menunjukkan:
Ketimpangan distribusi makanan bergizi menjadi penyebab utama, sehingga BGN menggandeng DPR sebagai pengawas dan fasilitator kebijakan agar program ini berjalan optimal.
Tujuan dan cakupan Program Makan Bergizi Gratis
MBG dirancang untuk memberikan makanan bernutrisi tanpa biaya kepada:
Efektivitas program diukur lewat indikator penurunan angka stunting, peningkatan kadar hemoglobin, dan evaluasi kepuasan penerima manfaat.
Peran Tubagus Haerul Jaman dalam implementasi
Sejak awal, Tubagus berperan sebagai penghubung antara BGN, pemerintah provinsi, dan masyarakat lokal:
Dalam sambutannya, Tubagus menegaskan komitmen pemerintah: “MBG bukan sekadar pemberian lauk-pauk, tapi investasi generasi penerus yang sehat dan berdaya saing.”
Rincian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)
SPPG merupakan ujung tombak pelaksanaan MBG. Di Kota Serang terdapat enam SPPG yang telah beroperasi, sedangkan 35 unit lain masih dalam proses pendirian. Setiap SPPG bertugas:
Keberadaan SPPG juga membuka peluang pelibatan masyarakat—guru, kader posyandu, hingga pelaku UMKM—sebagai mitra dalam penyediaan bahan baku dan distribusi makanan.
Dukungan operasional dan kendala yang dihadapi
Meski telah berjalan, program MBG menghadapi beberapa tantangan:
Untuk mengatasi hal tersebut, Tubagus dan BGN menyiapkan pelatihan manajemen dapur gizi dan penguatan supply chain agar pasokan bahan pangan bergizi selalu tersedia.
Peran Badan Gizi Nasional sebagai pengarah
Meida Octarina, Tenaga Ahli Deputi Pemantauan dan Pengawasan BGN, mengingatkan pentingnya kehati-hatian masyarakat dalam proses pendaftaran SPPG. BGN menjamin:
Melalui monitoring berkala, BGN memastikan integritas data penerima manfaat dan kelancaran distribusi makanan bergizi.
Harapan jangka panjang dan partisipasi masyarakat
Sebagai program prioritas, MBG ditargetkan mencapai seluruh kabupaten di Provinsi Banten sebelum September mendatang. Tubagus mengajak:
Dukungan kolaboratif antara legislatif, eksekutif, dan masyarakat menjadi kunci sukses menurunkan angka gizi buruk dan menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.