Jennifer Lawrence Serukan ‘Genosida Gaza’ di Panggung San Sebastian, Pernyataannya Bikin Geger!

Pada Festival Film San Sebastian akhir pekan lalu, aktris Hollywood Jennifer Lawrence membuat gebrakan dengan menyerukan kecaman keras atas krisis kemanusiaan di Palestina. Dalam sesi tanya jawab usai menerima Donostia Award dan mempromosikan film terbarunya Die My Love, Lawrence tanpa ragu menyebut apa yang terjadi di Gaza sebagai “genosida” dan mengingatkan bahwa hal tersebut tidak bisa diterima siapapun.

Konferensi Pers San Sebastian: Momen Tak Terduga

Jennifer Lawrence hadir di San Sebastian untuk mempromosikan Die My Love dan menghadiri penghargaan Donostia Award. Moderator acara sempat mencoba mengalihkan pembicaraan ke topik film, namun Lawrence justru menyita perhatian penonton dengan pertanyaan terkait konflik Palestina–Israel.

Pernyataan Tegas Lawrence

  • “Saya merasa takut dan ini sangat mengerikan. Apa yang terjadi tak lain dari sebuah genosida dan itu tidak bisa diterima,” tegasnya, seperti dikutip dari Variety.
  • “Saya takut untuk anak-anak saya, untuk semua anak-anak kita,” lanjutnya, menunjukkan keprihatinan mendalam terhadap masa depan generasi mendatang.

Suara Lawrence menjadi salah satu dari sedikit selebritas berani berbicara tentang isu sensitif ini dalam forum publik internasional.

Kritik Terhadap Politik Amerika Serikat

Lebih jauh, Lawrence mengkritik situasi politik di Amerika Serikat yang menurutnya semakin melemahkan integritas:

  • “Anak-anak yang sekarang sudah bisa memilih di usia 18 tahun, akan menganggap bahwa politik tanpa integritas itu adalah hal yang normal. Politikus berbohong, tidak ada empati.”
  • “Ketika kamu mengabaikan apa yang terjadi di satu sisi dunia, tidak akan lama sampai hal itu juga terjadi di tempatmu.”

Keterbatasan Peran Selebritas

Lawrence menyadari bahwa sebagai aktris, ada batasan dalam kontribusinya terhadap perubahan global:

  • “Saya berharap ada sesuatu yang bisa saya katakan, sesuatu yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki situasi yang sangat kompleks dan memalukan ini. Hati saya hancur.”
  • “Tapi kenyataannya, ketakutan kami untuk berbicara terlalu banyak adalah karena kata-kata saya bisa saja digunakan untuk memperkeruh suasana, padahal ini adalah tanggung jawab para pejabat terpilih.”

Ajakan Fokus pada Tanggung Jawab

Lawrence menekankan pentingnya memusatkan perhatian pada siapa yang benar-benar memegang otoritas dan memiliki kekuasaan untuk mengubah kebijakan:

  • “Jangan membiarkan para aktor serta seniman menjadi kambing hitam atas situasi ini.”
  • “Fokuslah pada orang-orang yang terpilih, bertanggung jawab atas kebijakan, dan kapan kita harus hadir serta memilih.”

Peran Festival Film dalam Kebebasan Berekspresi

Menurut Lawrence, ruang publik seperti festival film berperan krusial untuk menjaga kebebasan berbicara:

  • “Festival seperti San Sebastian menjadi ruang penting untuk menyuarakan kisah satu sama lain.”
  • “Di sinilah kita saling terhubung, belajar, dan menyadari bahwa empati adalah kunci.”

Die My Love dan Standing Ovation Cannes

Die My Love menggambarkan kisah Grace, seorang ibu baru dengan gangguan kesehatan mental, diperankan Lawrence, dan Jackson oleh Robert Pattinson. Film ini sudah memukau penonton di Festival Cannes, meraih standing ovation enam menit, serta pujian kritikus Owen Gleiberman:

  • “Performanya terasa sangat eksplosif tapi terkendali secara emosional,” tulis Gleiberman.
  • “Kekuatan kehadiran dan amarah yang membabi buta membuat adegan-adegan kerapuhan menjadi sangat mengena.”

Respon Publik dan Media

Pernyataan Lawrence langsung menjadi sorotan media internasional dan memicu diskusi hangat di kalangan pegiat kemanusiaan. Banyak yang memuji keberaniannya, sementara sebagian menyoroti kontroversi selebritas terjun ke ranah politik global.

Implikasi untuk Indonesia

Bagi warga Indonesia, suara Lawrence menambah deretan dukungan selebritas dunia terhadap keadilan di Palestina. Hal ini diharapkan mendorong perhatian lebih besar di tingkat diplomasi dan publik, serta memperkuat solidaritas lintas negara terhadap hak asasi manusia.